Abu Nawas yang mendengar pengaduan Abu Jahal hanya terdiam. Ia menunggu saat yang tepat untuk membongkar kedok Abu Jahal.
"Memangnya kamu punya buktinya Abu Jahal? Apakah keledaimu ada di rumah Abu Nawas?" tanya Baginda Raja.
"Keledainya memang tidak ada di rumah Abu Nawas, bisa saja dia menaruhnya di tempat lain Paduka yang mulia, tapi saya punya bukti yang lain," ucapnya.
"Coba tunjukkan bukti yang kamu punya Abu Jahal," perintah Baginda Raja.
Ia lalu menunjukkan sandal yang mirip dengan milik Abu Nawas. "Ini buktinya Paduka yang mulia. Waktu hamba memergoki, Abu Nawas lari terbirit-birit sampai meninggalkan sandalnya di halaman rumah hamba," tutur Abu Jahal.
"Apa benar itu sandal kamu Abu Nawas?" tanya Baginda Raja kepada Abu Nawas.
"Bukan Baginda Raja, tapi sandal itu memang mirip dengan sandal hamba," jawab Abu Nawas.
"Kamu jangan coba mengelak Abu Nawas, jelas-jelas itu sandalmu," bentak Abu Jahal.
"Sudah-sudah, berikan sandal itu kepadaku," pinta Baginda Raja kepada Abu Jahal.
Setelah Abu Jahal memberikan sandal tersebut, Baginda Raja lalu memanggil Abu Nawas. "Abu Nawas kemarilah, coba pakai sandal ini," perintah Baginda Raja.
Setelah dicoba, sandal yang dibawa Abu Jahal tidak muat di kaki Abu Nawas. Melihat hal itu, Abu Jahal mulai belingsatan, mukanya pucat, dan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya.
"Ini jelas-jelas bukan sandal Abu Nawas. Kamu jangan menuduh orang sembarangan, atau jangan-jangan kamu ingin memfitnah Abu Nawas?" bentak Baginda Raja geram kepada Abu Jahal.
Dengan mulut terbata-bata, Abu Jahal menjawab, "Maaf Paduka yang mulia, hamba kira itu sandalnya Abu Nawas."
Ternyata Abu Jahal salah perhitungan saat membeli sandal yang mirip dengan sandal Abu Nawas. Abu Jahal tidak mencocokkan dengan ukuran kaki Abu Nawas. Di saat Abu Jahal mulai terbongkar rencana busuknya, Abu Nawas langsung melancarkan aksinya.
"Begini Paduka yang mulia, sebenarnya Abu Jahal sudah berulang-kali mencoba berbuat jahat, tapi rencananya selalu bisa hamba gagalkan," ungkap Abu Nawas.
Perkataan Abu Nawas ini juga dibenarkan oleh warga-warga. "Benar Baginda, benar apa yang dikatakan Abu Nawas. Kami sungguh sangat menyesal dan kecewa karena kali ini kami termakan hasutan Abu Jahal. Kami minta maaf Abu Nawas," ucap para warga.
Abu Nawas pun memaafkannya, karena pada dasarnya mereka hanya termakan hasutan Abu Jahal. Sementara Abu Jahal langsung dimasukkan ke penjara atas perbuatan yang dilakukan.
Allahu a'lam.
(Hantoro)