APAKAH dosa zina masih bisa diampuni? Dai muda asal Yogyakarta Ustadz Ammi Nur Baits ST BA menerangkan semua orang yang pernah berbuat dosa, punya kesempatan untuk mendapat ampunan ketika bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Apa pun bentuk dosa yang dilakukan, sebesar apa pun kualitas dosanya. Tidak terkecuali dosa zina, Allah Subhanahu wa Ta'ala membuka kesempatan bagi pelakunya untuk bertobat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Az-Zumar: 53)
Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan ayat tersebut memberi harapan terbesar bagi pelaku maksiat untuk mendapat ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Al Hafidz Ibnu Katsir mengatakan:
هذه الآية الكريمة دعوة لجميع العصاة من الكفرة وغيرهم إلى التوبة والإنابة، وإخبار بأن الله يغفر الذنوب جميعا لمن تاب منها ورجع عنها، وإن كانت مهما كانت وإن كثرت وكانت مثل زبد البحر
"Ayat mulia ini merupakan ajakan bagi semua tukang maksiat, baik orang kafir maupun yang lainnya untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Dan berisi informasi bahwa Allah mengampuni semua dosa bagi siapa yang mau bertobat dan kembali ke jalan Allah. Apa pun bentuk dosanya, meskipun sangat banyak, sebanyak buih di lautan." (Tafsir Ibnu Katsir, 7/106)
Cara Tobat dari Dosa Zina
1. Menyesali dengan sungguh-sungguh
Dilansir laman Konsultasi Syariah, menyesali dengan sungguh-sungguh terhadap kesalahan yang dilakukan, dan bahkan itulah inti tobat. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
النَّدَمُ تَوْبَةٌ
"Penyesalan adalah hakikat tobat." (HR Ahmad nomor 3568, Ibnu Majah: 4252, dan dishahihkan Syekh Syuaib Al Arnauth)
Untuk bisa menyesal, tidak harus menunggu tertangkap basah atau ketahuan orang lain atau dipermalukan di depan umum. Penyesalan bisa dilakukan ketika pelaku zina merasa telah bertindak sangat bodoh dengan kemaksiatan yang dilakukan.
Bayangan kenikmatan maksiat bisa jadi tetap terngiang, tapi harus dilawan dengan kesedihan.
2. Meninggalkan dosa zina dan semua pemicunya
Konsekuensi dari dosa zina adalah meninggalkan dosa zina dan semua pemicunya. Pelakunya harus menghindar jauh dari pasangan zinanya, kecuali setelah menikah.
3. Bertekad tidak mengulangi dosa zina
Tanamkan bahwa dosa zina sangat berbahaya. Pasalnya, bisa menghalangi seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkan, cepat atau lambat.
4. Dekatkan diri dengan banyak beribadah kepada Allah
Dekatkan diri dengan banyak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga ini bisa membantu menggugurkan dosa zina, karena ketaatan bisa menghapus dosa maksiat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
"Dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS Hud: 114)
5. Carilah lingkungan yang baik
Cari teman yang baik yang bisa membimbing untuk menjadi Muslim yang baik. Sebab, lingkungan bisa menjadi pengaruh terbesar bagi kehidupan manusia. Bisa menyibukkan diri dengan belajar agama.
Bisa juga mencoba menghafal Alquran. Ini bisa menjadi cara yang paling efektif untuk membuang pikiran kotor. Setiap manusia, jika tidak disibukkan dengan hal baik, maka akan memilih kesibukan di hal-hal yang buruk.
6. Rahasiakan dosa zina
Rahasiakan dosa zina kepada siapa pun sampai mati. Rahasiakan sekalipun dengan orang terdekat.
Menceritakan hal ini kepada orang lain justru akan menimbulkan masalah baru. Simpan dosa zina itu untuk diri sendiri, karena orang lain tidak memiliki kepentingan dengannya.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَصَابَ مِنْ هَذِهِ الْقَاذُورَاتِ شَيْئًا فَلْيَسْتَتِرْ بِسِتْرِ اللَّهِ
"Siapa yang tertimpa musibah maksiat dengan melakukan perbuatan semacam ini (perbuatan zina), hendaknya dia menyembunyikannya, dengan kerahasiaan yang Allah berikan." (HR Malik dalam Al Muwatha' nomor 1508)
Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan:
ويؤخذ من قضيته – أي : ماعز عندما أقرَّ بالزنى – أنه يستحب لمن وقع في مثل قضيته أن يتوب إلى الله تعالى ويستر نفسه ولا يذكر ذلك لأحدٍ . . .
"Berdasarkan kasus ini –Sahabat Maiz yang mengaku berzina– menunjukkan bahwa dianjurkan bagi orang yang terjerumus ke dalam kasus zina untuk bertobat kepada Allah –Ta'ala– dan menutupi kesalahan dirinya, dan tidak menceritakannya kepada siapa pun."
Lalu beliau mengatakan:
وبهذا جزم الشافعي رضي الله عنه فقال : أُحبُّ لمن أصاب ذنباً فستره الله عليه أن يستره على نفسه ويتوب..
"Dan ini juga yang ditegaskan As-Syafii Radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan: 'Saya menyukai bagi orang yang pernah melakukan perbuata dosa, lalu dosa itu dirahasiakan Allah, agar dia merahasiakan dosanya dan serius bertobat kepada Allah'." (Fathul Bari, 12/124)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)