Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kurban 1 Kambing atau Patungan Sapi 7 Orang? Ini Menurut Gus Baha

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 28 Mei 2024 |18:13 WIB
Kurban 1 Kambing atau Patungan Sapi 7 Orang? Ini Menurut Gus Baha
Ilustrasi Gus Baha membahas kurban kambing atau sapi. (Foto: Istimewa/Okezone)
A
A
A

KURBAN 1 kambing atau patungan sapi 7 orang? Ini menurut Gus Baha. Ia menyatakan lebih memilih kurban 1 kambing untuk 1 orang dibandingkan kurban sapi tapi untuk 7 orang.

"Menurut pendapat saya, kayaknya memang kalau sama-sama, 7 orang dengan 1 sapi dibandingkan 1 orang 1 kambing, saya lebih ikut pendapat yang mengatakan lebih baik milih kambing," ungkap Gus Baha saat berbincang dengan Profesor Quraisy Shihab di kanal YouTube Najwa Shihab.

Info grafis tips dan trik memilih hewan kurban. (Foto: Okezone)

Menurut Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, keputusan yang disampaikannya merupakan pendapat mayoritas ulama. Hal itu termaktub dalam kitab-kitab klasik yang membahas tentang fikih.

Selain itu dalam sejarah kurban yang menceritakan tentang peristiwa kurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihissallam, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengganti Nabi Ismail dengan kambing, bukan hewan lainnya. Ini menunjukkan kambing lebih dipilih Allah Ta'ala.

"Dalam kitab-kitab fikih memang kambing lebih utama dibandingkan sapi. Dalam banyak pendapat ulama. Alasannya lebih privat," jelas ulama pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini seperti dilansir nu.or.id.

Logika sederhana Gus Baha, jika kambing tidak lebih baik dari hewan lain, maka tentu Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mengganti Nabi Ismail Alaihissallam dengan kambing ketika peristiwa kurban tersebut.

Ia mengimbuhkan, kurban seekor kambing untuk satu orang juga menandakan sikap kesatria, tidak bergantung kepada yang lainnya.

"Andaikan di sana ada hewan yang lebih baik, tentunya Allah milih selain kambing. Ini alasannya ulama kalau di kitab-kitab fikih memang kambing lebih utama ketimbang sapi, alasan lainnya lebih privat," jelasnya. 

Tidak hanya itu, lanjut Gus Baha, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam juga berkurban kambing sehingga dari kisah tersebut banyak ulama yang berpendapat lebih memilih kambing untuk kurban dibandingkan hewan lainnya.

Namun, sikap Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan pendapat para ulama tentang keutamaan kurban kambing tersingkir oleh sikap gaya-gayaan kehidupan masyarakat.

Gus Baha mengungkapkan, ada juga yang beralasan karena daging kambing membuat darah tinggi naik dan efek samping lainnya. Padahal jika daging kambing dimakan dalam batasan tertentu tidak menimbulkan efek samping.

Dampak sikap masyarakat tersebut tidak biasa, banyak masyarakat yang awalnya kurban kambing sendirian berubah kurban sapi dengan cara iuran bersama temannya. Padahal sebelumnya kurban kambing.

Banyak juga masyarakat yang tidak mau menerima daging kambing karena alasan kesehatan.

"Semenjak ada gaya-gayaan, di daerah kami semenjak banyak pegawai negeri, orang mapan atau orang kelas menengah, itu menganggap kambing sebuah problem, karena darah tinggi. Ini membuat daging kambing itu susah dibagikan. Semenjak itu mulai ada tren iuran sapi, jadi yang terus menjadi ragu itu ya itu," pungkasnya.

Allahu a'lam

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement