Terkait hilal yang masih di bawah ufuk, ia menjelaskan prinsip "transfer imkan rukyat" dalam KHGT. Orang yang berada di sebelah barat, seperti Amerika Serikat, memiliki peluang lebih besar melihat hilal pada hari pertama kemunculannya.
Sebaliknya, orang di wilayah ujung timur, seperti Selandia Baru, kurang beruntung dalam hal ini. Kondisi tersebut membutuhkan "transfer imkan rukyat".
Transfer imkan rukyat berarti memindahkan hasil rukyat atau imkan rukyat dari satu tempat ke tempat lain yang belum mengalami rukyat atau imkan rukyat. Prinsip ini diterapkan secara global untuk memastikan bahwa wilayah bagian timur tidak dipaksa memasuki bulan baru sebelum terjadi ijtimak, sesuai dengan Quran Surat Yasin (36) Ayat 39.
Syamsul menjelaskan bahwa transfer imkan rukyat sebenarnya sudah lama digunakan di Indonesia. Misalnya jika hilal sudah terlihat di ujung barat Indonesia, tetapi masih di bawah ufuk di timur Indonesia, maka wilayah timur tetap ikut memasuki bulan baru.
Oleh karena itu, transfer imkan rukyat tidak menimbulkan masalah, justru menjadi solusi yang sudah terbukti efektif dalam menjaga keseragaman penentuan awal bulan Hijriah.
Muhammadiyah menerima setiap kritik dengan terbuka, namun sebaiknya setiap kritikus menelaah terlebih dahulu konsepsi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah disebar luas melalui berbagai media.
Melalui pemahaman yang komprehensif, kritik yang disampaikan akan lebih konstruktif dan berdasar.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)