KETAHUI 5 rukun khutbah Jumat berikut ini. Para imam atau khatib wajib mengetahuinya agar lebih sesuai syariat.
Dikutip dari Muslim.or.id, Ustadz Muhammad Nur Faqih S.Ag menjelaskan bahwa menurut para ulama, khutbah Jumat merupakan salah satu syarat sah Sholat Jumat.
Bahkan, sebagian sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam menilai dua khutbah sebelum Sholat Jumat adalah pengganti dua rakaat Sholat Dzuhur.
Akan tetapi, hal yang jelas adalah setiap Muslim laki-laki yang tidak memiliki uzur syari wajib menghadiri panggilan Sholat Jumat. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Quran Surat Al Jumu'ah Ayat 9)
Pendapat Tidak Ada Ketentuan Khusus
Tidak ada ketentuan khusus terkait khutbah Jumat. Pendapat ini dipegang oleh Ibnu Hazm rahimahullahu dan beberapa ulama lain.
Syekh Al Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan:
ولا يكفي في الخطبة ذم الدنيا وذكر الموت ، بل لا بد من مسمى الخطبة عرفا ، ولا تحصل باختصار يفوت به المقصود
"Mencela dunia dan mengingat kematian ketika khutbah tidaklah cukup. Akan tetapi, baru disebut khutbah jika memang kebiasaan setempat menyebutnya sebagai sebuah khutbah. Maka, penyampaian sekilas tadi tidaklah memenuhi kriteria khutbah." (Lihat kitab Al Ikhtiyaraat, halaman 79)
Pendapat Rukun Khutbah Ada 4 atau 5
Pendapat ini dipegang oleh ulama dari kalangan Syafi'iyah yang menyebutkan bahwa rukun khutbah ada lima, yaitu:
1. Memuji Allah 'Azza wa Jalla
2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallama
3. Memberi nasihat ketakwaan
4. Membaca ayat-ayat Alquran
5. Berdoa untuk kaum Muslimin pada khutbah kedua
(Lihat kitab Al Fiqh Al Manjahi 'ala Madzhabil Imam Asy-Syafii, 1: 206–207)
Pendapat Pertengahan
Pendapat pertengahan ini disampaikan para ulama seperti Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'diy rahimahullahu:
اشتراط الفقهاء الأركان الأربعة في كل من الخطبتين فيه نظر ، وإذا أتى في كل خطبة بما يحصل به المقصود من الخطبة الواعظة الملينة للقلوب فقد أتى بالخطبة ، ولكن لا شك أن حمد الله ، والصلاة على رسول الله – صلى الله عليه وسلم – ، وقراءة شيء من القرآن من مكملات الخطبة ، وهي زينة لها
"Persyaratan para fuqaha perihal empat rukun khutbah perlu ditinjau kembali. Jika di setiap khutbah tercapai maksud atau tujuan khutbah itu sendiri, yaitu berisi peringatan yang menggugah hati, maka sudah disebut khutbah. Akan tetapi tidak diragukan lagi bahwa memuji Allah, bersholawat, dan membaca ayat Alquran di dalam khutbah adalah hal yang sangat baik dan menyempurnakan khutbah itu sendiri." (Lihat kitab Al Fataawa As-Sa'diyah, halaman 193)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)