Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Abu Nawas Bisa Bawa Air Laut yang Rasanya Tawar

Hantoro , Jurnalis-Minggu, 22 September 2024 |06:22 WIB
Cerita Abu Nawas Bisa Bawa Air Laut yang Rasanya Tawar
Ilustrasi cerita Abu Nawas bawa air laut rasanya tawar. (Foto: Istimewa/Okezone)
A
A
A

Abu Nawas dan Abu Jahal langsung terkejut mendengar permintaan Baginda Raja yang aneh itu. "Sekarang pulanglah kalian berdua dan besok kembali ke sini dengan membawa air laut yang rasanya tawar," kata Baginda Raja melanjutkan.

Sesampainya di rumah, Abu Nawas terus memikirkan dan mencari tahu keberadaan laut yang airnya tawar. "Mana ada air laut yang rasanya tawar? Orang secerdik apa pun tidak akan bisa melakukannya," pikir Abu Nawas.

Sementara itu Abu Jahal mulai berbuat curang. Ia memasukkan air sumur ke gentong untuk dibawanya ke istana.

"Baginda Raja pasti percaya meskipun aku berkata bohong, karena aku tahu aku adalah menterinya yang paling dipercaya," kata Abu Jahal dalam hati.

Keesokan harinya Abu Nawas dan Abu Jahal datang ke istana dengan membawa gentong masing-masing.

"Bagaimana, apakah kalian sudah mendapatkan airnya?" tanya Baginda Raja.

"Sudah Paduka yang mulia," jawab Abu Jahal dan Abu Nawas serempak.

Kemudian Abu Jahal maju lebih dulu menyerahkan gentongnya. "Ini Paduka air laut permintaan Paduka," ucap Abu Jahal.

Baginda Raja lalu mencicipi air yang dibawa Abu Jahal. "Bagus Abu Jahal, air ini rasanya tawar, tapi benarkah ini berasal dari laut?" tanya Baginda Raja.

"Benar sekali Paduka. Hamba sengaja mengambilnya dari laut yang tidak diketahui oleh banyak orang," jawab Abu Jahal penuh percaya diri.

Sekarang tibalah giliran Abu Nawas menyerahkan gentong miliknya. Ketika Baginda Raja mencicipi air yang ada di gentong Abu Nawas, ia pun langsung berkata, "Hei Abu Nawas, kenapa rasanya masih asin dan getir? Yang aku minta air laut rasa tawar," ucap Baginda Raja.

"Ampun Paduka yang mulia, tapi memang begitulah rasa air laut," balas Abu Nawas.

"Baiklah, karena lomba ini dimenangkan Abu Jahal, tentu dia yang akan menjadi penasihat istana," tutur Baginda Raja.

Mendengar itu, Abu Jahal sangat kegirangan sudah tidak sabar ingin menduduki jabatan tersebut. "Ternyata sangat mudah mengelabui Baginda Raja," pikir Abu Jahal.

Tapi tiba-tiba Baginda Raja kembali berkata, "Hai Abu Jahal di mana kamu menemukan laut yang airnya tawar? Antarkan aku ke sana sekarang. Aku ingin mandi di sana," titah Baginda Raja.

Seketika wajah Abu Jahal menjadi pucat, tubuhnya lemas dan gemetaran. "Anu Paduka yang mulia, hamba …"

"Hamba kenapa? Kalau kamu tidak bisa membuktikannya, berarti kamu telah membohongiku," ucap Baginda Raja.

"Ampun Paduka yang mulia, air yang hamba bawa memang bukan air laut, tapi air dari sumur," kata Abu Jahal ketakutan.

"Kamu lancang Abu Jahal. Kamu kira aku anak kecil yang mudah dikelabui. Karena kamu telah berani berbohong, maka sebagai hukumannya kamu bukan hanya gagal jadi penasihat istana, tapi juga akan dipecat dari menteri. Kamu juga harus menjalani hukuman penjara," bentak Baginda Raja.

Kemudian Baginda Raja memerintahkan beberapa pengawal untuk menangkap Abu Jahal dan memasukkannya ke penjara. Kini tinggallah Abu Nawas di hadapan Baginda Raja.

"Hei Abu Nawas, bukankah kamu terkenal cerdik? Bisa saja kamu membohongiku dan dengan kecerdikanmu itu kamu tentu bisa menutupi kebohonganmu, tapi kenapa tidak kau lakukan?" tanya Baginda Raja.

"Ampun Paduka yang mulia, hamba memang cerdik, tapi hamba bukan pembohong. Secerdik apa pun manusia, tidak akan ada yang bisa mengubah rasa air laut menjadi tawar," terang Abu Nawas.

"Kamu benar Abu Nawas, itulah orang yang saya cari untuk menduduki jabatan sebagai penasihat istana, cerdik dan jujur," kata Baginda Raja tersenyum puas.

Allahu a'lam bissawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement