Pengaruh mereka memudar setelah tahun 1826, ketika Janissari dibubarkan, tetapi kelompok tersebut kembali bangkit di akhir abad tersebut dengan pembangunan kembali tempat ibadah dan maraknya kegiatan sastra di Turki serta Albania.
Setelah tahun 1925, ketika semua ordo Sufi dibubarkan di Turki, kepemimpinan Bektashi beralih ke Albania. Dengan pelarangan agama di Albania pada tahun 1967, ibadah Bektashi dilanjutkan oleh komunitas-komunitas di Turki, wilayah-wilayah Albania di Balkan, dan Amerika Serikat.
Tradisi Bektashi telah dihidupkan lagi di Albania sejak jatuhnya komunisme di sana pada awal tahun 1990-an.
Sejumlah pihak menilai ajaran Bektashi nyeleneh atau menyimpang dari ajaran Islam. Kelompok ini dikenal sering memodifikasi aturan-aturan agama berdasarkan interpretasi mereka sendiri yang sering kali berbeda dengan ajaran Islam yang lebih umum dianut.
Misalnya membolehkan konsumsi minuman beralkohol dan kebebasan berpakaian untuk wanita tanpa perlu memakai hijab atau sebagainya. Bektashi lebih mengedepankan pendekatan akal pikiran dalam menafsirkan ajaran Islam yang membuat mereka berbeda dari mayoritas Muslim di dunia.
Pembentukan negara Muslim mini di Albania yang akan dipimpin kelompok Bektashi pun dinilai akan menghadapi jalan berliku. Apalagi dengan pandangan terhadap Bektashi yang dianggap menyimpang oleh mayoritas Muslim.
Kelompok Bektashi kemungkinan besar menghadapi kritik keras dan bahkan penolakan dari berbgai pihak yang menganggap upaya ini tidak sesuai dengan ajaran Islam yang lebih luas.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)