Bagi penduduk bumi, hanya satu sisi bulan yang tampak bagi mereka karena waktu yang ditempuh bulan untuk mengelilingi bumi sama dengan waktu yang digunakannya untuk berotasi pada porosnya.
Suhu permukaan bulan berubah-ubah. Saat siang hari suhunya 110 derajat Celsius pada sisi yang menghadap matahari, dan di malam hari suhunya turun hingga -120 derajat Celsius.
Atmosfer yang melingkupi bulan sangat sedikit. Hal ini menyebabkan bulan menjadi sasaran hantaman berbagai meteorid secara terus-menerus.
Oleh karena itu, permukaan bulan dipenuhi dengan lubang-lubang melingkar yang sangat dalam dengan diameter mencapai 5 kilometer dan kedalaman 20 km.
Orbit revolusi bulan terhadap bumi sedikit miring dari orbit revolusi bumi terhadap matahari. Oleh karena itu, manusia bisa melihat penampakan peredaran matahari dan bulan di langit dari timur ke barat tampak berdekatan, sehingga keduanya senantiasa beradu cepat.
Jadi, bulan bertemu matahari setiap sebulan sekali. Hal ini dimulai dengan munculnya hilal di ufuk barat setelah terbenamnya matahari, kemudian bulan berangsur-angsur tertinggal dari matahari.
Ketika bulan purnama, terbitnya bulan berbarengan dengan terbenamnya matahari. Setelah itu, bulan terlambat terbit sekira 50 menit setiap hari, dan keterlambatan ini berlanjut hingga hilal bisa dilihat pada tengah hari.
Mungkin inilah yang dimaksud dengan firman-Nya: "Dan bulan apabila mengiringinya." (QS Asy-Syams: 2)
Allahu a'lam bissawab.
(Hantoro)