Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Cara Menghadapi Orang Sakaratul Maut Sesuai Ajaran Islam

Hantoro , Jurnalis-Rabu, 09 Oktober 2024 |11:14 WIB
5 Cara Menghadapi Orang Sakaratul Maut Sesuai Ajaran Islam
Ilustrasi cara menghadapi orang sakaratul maut sesuai ajaran Islam. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

BERIKUT ini dibahas 5 cara menghadapi orang sakaratul maut sesuai ajaran Islam. Sakaratul maut adalah saat-saat kritis menjelang kematian. Seseorang yang mengalami sakaratul maut bisa mengalami rasa sakit yang sangat hebat, melebihi rasa sakit fisik biasa.

Dikutip dari laman Almanhaj, di antara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan ruh adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

Artinya: "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya." (Quran Surat Qaaf (50): 19)

Namun bagi orang yang beriman, ruhnya akan lepas dengan mudah dan ringan. Malaikat mendatangi orang beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik serta menggembirakan.

Dalilnya hadits Al Bara' bin 'Azib Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang proses kematian seorang mukmin:

إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ

Artinya: "Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: 'Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat– jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya.' Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi …" (HR Ahmad 4/2876, 295, 296; dan Abu Dawud kitab Sunnah bab pertanyaan di alam kubur dan siksanya 4753)

Cara Menghadapi Orang Sakaratul Maut

1. Memberi nasihat

Dilansir laman Konsultasi Syariah, Ustadz Dr Abdullah Roy Lc MA menerangkan jika memungkinkan hendaknya keluarga menasihati orang yang sedang kritis untuk memperbanyak tobat, istighfar, bersabar, menerima takdir, dan berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن بالله الظن

Artinya: "Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal kecuali berbaik sangka kepada Allah." (HR Muslim, dari Jabir bin Abdillah Al-Anshary)

2. Keluarga mentalqin

Sebisa mungkin ada di antara keluarga yang menjaga orang tersebut, sehingga jika sewaktu-waktu hendak meninggal, ada yang mentalqin atau meminta membaca "Laa ilaha illallahu".

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لقنوا موتاكم لا إله إلا الله

Artinya: "Talqinlah (tuntunlah) orang yang mau meninggal (untuk mengucapkan) Laa ilaaha illallah." (HR Muslim, dari Abu Sa'id Al-Khudry)

Nabi Shallalllahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة

Artinya: "Barang siapa yang ucapan terakhirnya 'Laa ilaaha illallah' maka akan masuk surga." (HR Abu Dawud, dari Mua'dz bin Jabal, dan dishahihkan Syekh Al-Albany)

3. Banyak mendoakan husnulkhatimah

Banyak mendoakan husnulkhathimah ketika sakaratul maut. Kemudian saat itu tidak mengucapkan apa pun kecuali yang baik-baik.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إذا حضرتم المريض أو الميت فقولوا خيرا فإن الملائكة يؤمنون على ما تقولون

Artinya: "Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau orang yang mau meninggal maka ucapkanlah ucapan yang baik, karena sesungguhnya malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan." (HR Muslim, dari Ummu Salamah)

Adapun membaca Alquran atau Surat Yasin ketika orang mau meninggal dunia maka tidak ditemukan dalil shahih tentangnya.

4. Tunaikan kewajibannya

Hendaknya kalau orang itu memiliki kewajiban kepada orang lain segera menunaikannya; seperti utang, amanat, dan lain-lain. Kalau tidak mungkin, maka hendaklah beliau berwasiat.

Dari Tsauban, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِىءٌ مِنْ ثَلاَثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنَ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ

Artinya: "Barang siapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: (1) sombong, (2) ghulul (khianat), dan (3) utang, maka dia akan masuk surga." (HR Ibnu Majah nomor 2412. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih. Ibnu Majah membawakan hadits ini pada bab "Peringatan Keras Mengenai Utang")

5. Segera memejamkan matanya dan mendoakan

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi Abu Salamah yang telah mengembuskan napasnya yang terakhir dengan kedua mata terbelalak, kemudian beliau memejamkan kedua mata Abu Salamah dan berkata: 'Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka ia diikuti oleh pandangan mata.'

Tiba-tiba terdengar kegaduhan dari sebagian keluarga Abu Salamah, maka beliau pun bersabda: 'Janganlah kalian berdoa atas diri kalian kecuali dengan kebaikan, karena sesungguhnya malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.'

Kemudian beliau mendoakan Abu Salamah seraya berkata:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ِلأَبِي سَلَمَةَ, وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّيْنَ, وَاخْلُفْ فِيْ عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ, وَاغْفِرْلَناَ وَلَهُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ, وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ, وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ.

'Ya Allah, ampunilah dosa dan kesalahan Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya di kalangan orang-orang yang diberi petunjuk, dan jagalah keturunan sesudahnya agar termasuk dalam orang-orang yang selamat. Ampunilah kami dan ia, lapangkanlah kuburnya, serta berilah cahaya di dalamnya'." (Shahih: Ahkaamul Janaa-iz nomor 12, Shahiih Muslim II/634 nomor 920, Sunan Abi Dawud 'Aunul Ma'buud VIII/387 nomor 3102, tanpa ada kalimat: "Sesungguhnya ruh")

Wallahu a'lam bisshawab.

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement