Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tekankan Pentingnya Jaga Kerukunan, Menag: Paling Berat Konflik Gunakan Bahasa Agama

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 13 November 2024 |18:12 WIB
Tekankan Pentingnya Jaga Kerukunan, Menag: Paling Berat Konflik Gunakan Bahasa Agama
Menag Nasaruddin Umar (Kemenag)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, meminta Dirjen Bimas Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu untuk bekerja lebih produktif untuk menjaga kerukunan umat beragama.

“Kalau umat beragama ini bermasalah, apalagi muncul konflik, para antropolog dan sejarah sudah membuktikan bahwa yang paling berat konflik itu ketika itu menggunakan bahasa agama,” ujar Menag sat menyampaikan arahan dalam Kick Off Meeting Strategi dan Arah Kebijakan Kemenag 2025-2029, Selasa (12/11/2024).

Menurutnya, Kemenag memiliki tugas besar sebagai stabilisator, memastikan bahwa agama bisa menjadi motivator untuk menjaga keutuhan bangsa. Ia menekankan pentingnya membangun kedekatan antara umat dan ajaran agamanya sebagai ukuran keberhasilan Kementerian Agama.

“Semakin berjarak antara pemeluk dengan agamanya, itu semakin gagal Kementerian Agama. Tapi semakin dekat antara pemeluknya dengan ajaran agamanya, Kementerian Agama itu semakin sukses,” ucap Nasaruddin.

Ia menyoroti nilai-nilai kedamaian dalam setiap agama. Ia menyatakan, kekerasan tidak memiliki tempat dalam ajaran agama manapun.

“Semua agama itu menganjurkan kepada kedamaian, ketentraman, ketenangan, kehangatan, keakraban, dan kesyahduan,” tutur Nasaruddin.

Ia mengingatkan, jika setiap umat menghayati dan mengamalkan nilai moral agamanya, potensi konflik dapat diminimalisir, karena semua agama pada dasarnya bertujuan meningkatkan martabat kemanusiaan.

Melalui arahan ini, Menag berharap Kementerian Agama dapat terus menjadi penjaga kerukunan dan menjaga umat agar tetap dekat dengan ajaran agama yang membawa kedamaian dan ketentraman bagi bangsa.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenag, Ali Ramdhani, menambahkan Kemenag akan berfokus pada dua kata kunci yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yaitu “cerdas” dan “kemaslahatan.” Menurutnya, arah kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing bangsa demi kemaslahatan masa depan.

“Ada dua amanat besar di RPJMN 2025-2029, kata kuncinya adalah cerdas dan kemaslahatan. Sehingga tema besar berikutnya adalah mewujudkan daya saing bangsa sebagai bagian dari goyah atau tujuan dari kecerdasan dan untuk kemaslahatan masa depan,” kata Ali.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement