Di antara amalan yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak dzikir dan doa. Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus yang dianjurkan di malam Lailatul Qadar:
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī (‘annā jika dibaca berjamaah)
Artinya, “Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami).”
Selain itu, perbanyaklah istighfar, tasbih, tahmid, dan takbir untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bersedekah di bulan Ramadhan, terutama di sepuluh malam terakhir, memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin meningkat saat bulan Ramadhan.
Dalam hadits disebutkan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ
“Adalah Rasulullah manusia yang paling dermawan. Beliau sangat dermawan jika bulan Ramadhan.” (HR. Al-Baihaqi)
Sedekah bisa berupa makanan, pakaian, uang, atau bantuan dalam bentuk apa pun kepada orang yang membutuhkan.
Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak taubat dan introspeksi diri. Sepuluh malam terakhir adalah kesempatan untuk meminta ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang telah lalu. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
Bertaubat dengan sungguh-sungguh, menyesali perbuatan dosa, dan bertekad untuk tidak mengulanginya adalah bagian dari pembersihan diri agar mendapatkan keberkahan Ramadhan.
Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa dan penuh keberkahan. Dengan melakukan enam amalan ini, kita dapat memaksimalkan ibadah dan berpeluang besar untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)