MAKKAH – Menunaikan umrah wajib di Masjidil Haram merupakan rangkaian dari ibadah haji tamattu. Haji tamattu adalah pelaksanaan ibadah haji yang didahului dengan ibadah umrah.
Jamaah yang menjalankan haji tamattu berihram terlebih dulu dan menjalankan prosesi ibadah umrah. Setelah itu, mereka kembali berihram untuk menjalani ibadah haji pada tanggal 8 Dzulhijjah.
Dalam menjalankan umrah wajib, ada beberapa prosedur yang dijalankan. Hal itu penting untuk menjaga kelancaran jalannya ibadah.
Berikut 5 prosedur pelaksanaan umrah wajib bagi jamaah Indonesia di musim haji 2025:
Jamaah gelombang I mendarat di Bandara Madinah. Sementara itu, jamaah gelombang II tiba di Bandara Jeddah. Alhasil, mereka membutuhkan waktu untuk berangkat dari Madinah atau Jeddah menuju Makkah.
Setibanya di Makkah, jamaah diwajibkan beristirahat sejenak demi mengambil napas, sebelum menjalani tawaf, sai, tahallul dan tertib. “Setelah jamaah menempati kamar sesuai ketentuan, agar beristirahat secukupnya sebagai praktik haji wada’ nabi,” tulis pernyataan Kementerian Agama.
Jamaah bisa berkoordinasi dengan ketua kloter dan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) layanan transportasi untuk mencari tahu kapan waktu yang tepat untuk menjalani umrah wajib.
“Waktu/jam pelaksanaan umrah wajib dikoordinasikan oleh ketua kloter bersama dengan PPIH layanan transportasi.”
Sebanyak 450 bus shalawat siap mengantar jamaah dari terminal terdekat menuju Masjidil Haram. Ada 27 rute bus shalawat yang tersebar di tiga terminal.
“Keberangkatan jamaah haji ke Masjidil Haram difasilitasi dengan bus shalawat sejumlah kebutuhan jamaah.”
Bagi jamaah lanjut usia (lansia) dan disabilitas, disarankan menjalankan umrah wajib bareng kloter atau para pendampingnya. “Jamaah lansia, risti dengan alat bantu kursi roda dapat berangkat bersama-sama kloter dan pendampingnya, atau istirahat terlebih dulu. Ada baiknya, menjalani umrah setelah jamaah lainnya tiba di hotel.”
Sistem syarikah sempat membuat beberapa jamaah terpisah dari keluarga atau kloternya saat berada di hotel Makkah. Karena itu, ada kemungkinan mereka terpisah saat menjalankan umrah. Namun, jangan panik. Mereka tetap bisa umrah bersama keluarga atau satu kloter lewat koordinasi semua pihak.
“Jamaah haji yang terpisah hotel, melaksanakan umrah bersama rombongan jamaah asal atau bergabung bersama jamaah kloter lain di hotel tempat tinggalnya.”
(Ramdani Bur)