MAKKAH – Program tanazul ditunda alias tidak jadi diterapkan di musim haji 2025. Keputusan ini diambil setelah adanya rapat antara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
“Berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di Arab Saudi, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memutuskan pelaksanaan Tanazul ditunda ke musim haji tahun-tahun mendatang, untuk dipersiapkan dengan lebih matang,” kata Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Hanafi, di Makkah, Selasa (3/6/2025).
“Kami memahami pembatalan yang mendadak ini mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian jamaah. Namun, ini adalah langkah terbaik yang diambil demi menjaga keselamatan seluruh jamaah,” lanjut pria yang juga menjabat Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama tersebut.
“Kepatuhan terhadap ketentuan ini merupakan bagian dari komitmen bersama dalam menjaga keselamatan, kenyamanan, dan kekhusyukan ibadah jamaah haji Indonesia,” tegas Muchlis.
PPIH Arab Saudi awalnya dijadwalkan menggelar program tanazul di musim haji 2025. Program ini didesain sebagai salah satu ikhtiar Kementerian Agama untuk memberikan kemudahan dalam beribadah sesuai tuntunan syariat dan menjaga keselamatan jamaah, khususnya bagi lansia, disabilitas, dan kelompok rentan.
Program ini telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 137 Tahun 2025. Tanazul merupakan program di mana jamaah lansia, disabilitas dan sakit tak perlu mabit di Mina setelah melempar jumrah Aqabah.
Jamaah hanya perlu menginap di hotel-hotel yang berada di area jamarat, atau di sekitaran sektor satu dan dua Makkah. Berhubung program ini batal dijalankan, semua jamaah tetap melaksanakan rangkaian ibadah di Mina, termasuk mabit dan melontar jumrah, lalu kembali ke Makkah sesuai jadwal masing-masing.
Rangkaian puncak haji 2025 dimulai pada Rabu, 4 Juni 2025. Hal itu ditandai dengan pemberangkatan jamaah haji Indonesia dari Makkah ke Arafah. PPIH Arab Saudi, Syarikah penyedia layanan jemaah haji Indonesia, dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah bersepakat pemberangkatan jamaah dilaksanakan berdasarkan syarikah, markaz, dan hotel tempat jemaah menginap.
“Pemberangkatan jamaah dilaksanakan berdasarkan syarikah, markaz, dan hotel tempat jamaah menginap. Dalam hal terdapat jamaah berbeda syarikah dan/atau markaz di satu hotel, maka syarikah bertanggung jawab untuk tetap memberangkatkan tanpa membedakan asal syarikah,” kata Muchlis Hanafi.
Sesuai jadwal jamaah akan bermalam di tenda-tenda yang sudah dibangun di Arafah. Setelah itu pada Kamis 5 Juni 2025, seluruh jamaah akan menjalani wukuf di Arafah.
(Ramdani Bur)