MADINAH - Di balik hamparan gurun dan teriknya matahari Madinah, tumbuh buah penuh keberkahan yang dicintai umat muslim Indonesia, kurma Ajwa. Tak sekadar buah, Ajwa adalah simbol cinta tanah suci yang setiap tahun dikirim dalam ribuan ton ke Tanah Air.
Dari kebun eksportir kurma terbesar di Madinah milik Raed Alrehili, Indonesia menjadi tujuan utama. Hal itu menandakan betapa eratnya ikatan spiritual dan selera antara Arab Saudi dan Indonesia.
Tim Media Center Haji (MCH) 2025 mendapat kesempatan berkunjung ke pabrik kurma Ajwa yang satu ini. Menginjak musim panas seperti saat ini, kebun ini sedang bersiap memamen kurma Ajwa organik premium.
“Produk kami sudah mulai disiapkan sejak musim panas tahun ini, dan panen akan dimulai bulan depan,” kata Raed Alrehili, Kamis (19/6/2025).
Setiap tahunnya, Raed Alrehili mengeskspor 1.400 hingga 2.000 ton ke berbagai negara seperti Indonesia, Amerika Serikat hingga beberapa negara Afrika dan Amerika Serikat. Dari angka di atas, mayoritas kurma diekspor ke Indonesia yang disebut Raed Alrehili sebagai pasar terbesarnya.
“Alhamdulillah, pertanian kami berhasil menghasilkan Ajwa berkualitas sangat baik. Insya Allah tahun ini akan menjadi tahun yang sukses lagi,” kata Raed Alrehili.
Raed Alrehili tidak sembarangan menanam kurma. Ia memilih menanam kurma Ajwa atau kurma nabi berkualitas tinggi. Menurutnya, orang Indonesia sangat menyukai jenis kurma yang satu ini.
“Kami fokus menanam dan mengekspor hanya kurma Ajwa, terutama yang kualitasnya premium,” tuturnya.
Raed Alrehili juga bekerjasama dengan 10 merk di Indonesia baik itu milik sendiri maupun mitra. Ia juga mendirikan fasilitas semi-pabrik di Indonesia untuk mempermudah proses packaging dan distribusi.
Ia memastikan, kurma Ajwa yang ditanam di perkebunannya merupakan yang terbaik. Raed Alrehili meyakini kurma Ajwa yang ditanam di luar Madinah atau Arab Saudi kualitasnya akan jauh berbeda.
“Ajwa yang ditanam di luar Madinah atau bahkan di luar Arab Saudi tidak akan memiliki kualitas yang sama. Sama seperti kurma Sukkary dari Qassim, jika ditanam di tempat lain, kualitasnya berbeda,” tutup Raed.
(Ramdani Bur)