Alhasil, ketika bergeser dari Madinah ke Makkah, ada perubahan penempatan jamaah dari berbasis kloter menjadi syarikah. Kondisi ini membuat Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) harus kembali mencocokkan data.
"Sehingga jamaah gelombang pertama yang tiba di Madinah dan ditempatkan satu kloter dan satu hotel, kita susun ulang lagi. Karena aturannya penempatan jamaah di Makkah adalah berdasarkan syarikah," tegas Ali.
Meski ada perubahan, penempatan jamaah di Makkah berbasis syarikah berjalan dengan baik. Hal itu bisa dilihat karena seluruh jamaah bisa terangkut saat menjalani puncak haji 2025 di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Nota Diplomatik rilis pada Senin, 16 Juni 2025. Hanya tiga pihak yang menerima Nota Diplomatik ini, yakni Menteri Agama, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, serta Direktur Timur Tengah pada Kementerian Luar Negeri.
Namun, Nota Diplomatik ini bocor dan salah diartikan sejumlah media. Meski begitu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief memastikan seluruh evaluasi yang ada di Nota Diplomatik telah terselesaikan.
(Rahman Asmardika)