JAKARTA - Bolehkah puasa di 1 Muharram tahun baru Islam? Pertanyaan ini menjadi kerap mumncul ketika memasuki awal tahun Hijriah.
Tanggal 1 Muharram jatuh pada 27 Juni 2025. Pada hadis riwayat Imam Muslim, hukum puasa Muharram adalah sunnah sebagaimana dilansir dari NU Online, Kamis (26/6/2025):
وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Karena itu, umat Islam diperbolehkan berpuasa pada 1 Muharram selama niatnya adalah untuk melaksanakan puasa sunnah atau ibadah, tanpa mengkhususkan tanggal tersebut sebagai hari puasa tertentu.
Adapun niat puasa Muharram adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.”
Seperti halnya puasa sunnah pada umumnya, niat puasa Muharram bisa dilakukan mulai dari malam hari hingga sebelum waktu zawâl (saat matahari terbit ke barat), Syaratnya, selama rentang waktu tersebut, belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar atau masuk waktu Subuh (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, h. 223).
Puasa Muharram memiliki 3 keutamaan. Keutamaannya adalah sebagai berikut: yaitu:
1. Menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim.
2. Termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum.
3. Puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.
Selain itu, khususnya tanggal 9 Muharram (Tasu’a) dan 10 Muharram (Asyura) dan tambahan tanggal 11 adalah hari paling utama untuk dipuasai.
Hikmah puasa hari Asyura akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Sementara puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Muslim dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.
Adapun niat puasa Tasu’a dan Asyura sebagai berikut:
Niat puasa Tasu’a:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”
Niat puasa Asyura:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan, diperbolehkan untuk berpuasa di 1 Muharram tahun baru Islam. Semakin banyak berpuasa di bulan Muharram, semakin besar pula keutamaannya.
Seseorang bisa memilih berpuasa sehari, dua hari, tiga hari, atau bahkan sepanjang bulan Muharram selama tidak memberatkan diri.
Di antara seluruh hari dalam bulan ini, waktu yang paling dianjurkan berpuasa menurut hadits dan penjelasan para ulama adalah 10 hari pertama Muharram, terutama tanggal 9 Muharram (Tasu’a), 10 Muharram (Asyura), dan 11 Muharram.
Karena itu, Muharram menjadi momen yang tepat bagi umat Islam untuk memperbanyak amal saleh. Salah satunya dengan melaksanakan puasa sunnah yang telah dijanjikan pahala besar oleh Allah SWT. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)