Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gibah Bisa Datangkan Dosa Besar, Ini 3 Cara Mencegahnya

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 02 Juli 2025 |13:17 WIB
Gibah Bisa Datangkan Dosa Besar, Ini 3 Cara Mencegahnya
Gibah Bisa Datangkan Dosa Besar, Ini 3 Cara Mencegahnya (Ilustrasi/Freepik)
A
A
A

 ثمّ يتفكّر في عيوب نفسه، فإن كان فيه عيب فيشتغل بنفسه عن غيره، وإن كان قد ارتكب صغيرة، فليعلم أنّ ضرره من صغيرة نفسه أكثر من ضرره من كبيرة غيره، وإن لم يكن فيه عيب، فليعلم أنّ جهله بعيوب نفسه أعظم عيب 

Artinya: “Kemudian hendaknya seseorang merenungi aib dirinya sendiri. Jika ia memiliki aib, maka hendaknya ia menyibukkan diri dengannya daripada sibuk dengan aib orang lain. Jika ia pernah melakukan dosa kecil, maka hendaknya ia sadar bahwa mudarat dari dosa kecilnya sendiri lebih besar baginya daripada dosa besar orang lain. Dan jika ia tidak menemukan aib dalam dirinya, maka hendaknya ia menyadari bahwa ketidaktahuan terhadap aib diri sendiri merupakan aib yang paling besar.” 

3. Istigfar

Imam Ghazali mengajarkan langkah ketiga untuk menyembuhkan penyakit gibah adalah bertobat dengan memohon ampun kepada Allah SWT. Jika memungkinkan, meminta maaf kepada orang yang menjadi bahan pembicaraaan. Permintaan maaf ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengakuan tulus atas kezaliman yang harus ditebus dengan kerendahan hati.   

Jika pelaku ghibah tidak dapat menemui orang yang dibicarakan, ia dianjurkan untuk menebus kesalahannya dengan memperbanyak pujian, doa, dan amal kebaikan atas nama orang tersebut. Imam Ghazali menegaskan, sebagaimana berikut:

 ثم مهما سبق لسانه إلى الغيبة، فينبغي أن يستغفر الله تعالى، ويذهب إلى المغتاب ويقول: ظلمتك فاعفُ عني، فيستحله، فإن لم يصادفه فليكثر من الثناء عليه، ومن الدعاء له، ومن الحسنات، حتى إذا نقل بعضها إلى ديوان المظلوم يأتي له ما يكفيه، فهي كفارة الغيبة 

Artinya: “Kemudian, apabila lisannya terlanjur melakukan ghibah, hendaknya ia segera memohon ampun kepada Allah Ta‘ala dan mendatangi orang yang dighibahi seraya berkata: “Aku telah menzalimimu, maka maafkanlah aku.” Lalu meminta keridhaannya. Jika tidak memungkinkan bertemu dengannya, maka hendaknya ia memperbanyak pujian kepadanya, mendoakannya, dan memperbanyak amal kebaikan. Hal ini dilakukan agar ketika sebagian amal kebaikannya dipindahkan ke catatan amal orang yang dizalimi, jumlahnya mencukupi. Inilah yang menjadi penebus (kafarat) atas perbuatan ghibah.”

Wallahualam
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement