Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Khotbah Jumat: Keutamaan Ibadah pada Muharram

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Jum'at, 11 Juli 2025 |07:02 WIB
Khotbah Jumat: Keutamaan Ibadah pada Muharram
Khotbah Jumat: Keutamaan Ibadah pada Muharram (Ilustrasi/Dok Okezone)
A
A
A

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah 

Saat ini kita berada pertengahan salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yaitu bulan Muharram. Sebagaimana kita tahu bersama, pada bulan mulia ini, kita dianjurkan untuk benar-benar memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dan mengisinya dengan berbagai macam ketaatan yang diridai oleh-Nya, seperti ibadah, bersedekah, melakukan kebaikan, tidak mengganggu orang lain dan semacamnya. Selain itu, bulan ini menjadi bagian dari empat bulan haram dalam. Allah berfirman dalam Alquran:

 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ 

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (QS At-Taubah [9]: 36). 

Allah menjelaskan kepada kita semua pada ayat di atas bahwa dalam setahun terdiri dari dua belas bulan, dan terdapat empat bulan yang diagungkan (arba’atun hurum), yaitu: (1) Dzulqa’dah, (2) Dzulhijjah, (3) Muharram, dan (4) Rajab. Keempat bulan ini disebut bulan hurum karena memiliki kelebihan dan kemuliaan yang tidak dimiliki bulan-bulan lain. 

Salah satu bentuk dari kemuliaan bulan Muharram yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya adalah karena bulan ini oleh Nabi Muhammad disebut sebagai bulan Allah (syahrullah al-muharram), maka tentu saja sangat mulia di sisi-Nya. Penjelasan ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Abdul Ghani an-Nabilusi, dalam kitab Fadhailusy Syuhur wal Ayyam, halaman 16, mengatakan:

 وَقَدْ سَمَّى النَّبِيُّ الْمُحَرَّمَ "شَهْرَ اللهِ"، وَإِضَافَتُهُ اِلىَ اللهِ تَدُلُّ عَلَى شَرَفِهِ وَفَضْلِهِ، فَاِنَّ الله لَا يُضِيْفُ اِلَى نَفْسِهِ اِلَّا خَوَّاصَ مَخْلُوْقَاتِهِ 

Artinya: “Sungguh, Nabi telah menyebut Muharram sebagai “bulan Allah”. Penyandaran bulan ini kepada Allah menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya, karena Allah tidak menyandarkan sesuatu kepada-Nya kecuali makhluk-makhluk-Nya yang khusus.” 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah 

Maka dari itu, sangat tepat bagi kita semua untuk mengais keutamaan ibadah di sisa-sisa hari bulan Muharram ini. Karena jika bulan ini telah dimuliakan oleh Allah, dan disandarkan langsung kepada-Nya, maka setiap amal ibadah yang dilakukan di dalamnya juga akan bernilai lebih mulia dan lebih agung di sisi Allah SWT. Inilah kesempatan emas yang tidak seharusnya kita abaikan begitu saja. Mari kita isi hari-hari yang tersisa ini dengan berbagai amal kebajikan. Memperbanyak shalat sunnah, membaca Alquran, memperbanyak istighfar, membantu sesama, menjaga lisan, dan menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan, membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, membayar utang orang yang terlilit pinjaman, serta ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. 

 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement