JAKARTA - Kapan Maulid Nabi 2025 menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Ini karena Maulid Nabi menjadi momentum memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi jatuh pada 12 Rabiul Awal. Pada tahun ini, berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), 1 Rabiul Awal 1447 Hijriah jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025.
Sementara 12 Rabiul Awal 1447 H atau Maulid Nabi 2025 jatuh pada Jumat, 5 September 2025.
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah acara rutin yang dilaksanakan kaum muslimin untuk mengingat, menghayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan (QS Yunus: 58).
Melansir laman NU, Selasa (26/8/2025), makna kata “rahmat” dalam ayat tersebut ditafsirkan oleh Abdullah Ibnu Abbas dengan cukup jelas.
وأحرج أبو الشيخ عن ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم : قال الله (وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين)
Artinya: Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah SWT sekaligus ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muhammad SAW. Allah SWT telah berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam) (Al-Anbiya: 107). Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah SAW memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya.
Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid memberikan petunjuk cara merayakan maulid nabi yang benar, dengan pernyataan berikut ini:
أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.
Artinya: Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, halaman 189-197 ).
Dari pernyataan tersebut, terdapat 3 cara merayakan Maulid Nabi sebagai bukti kegembiraan umat muslim atas kelahiran Rasulullah.
Wallahualam
(Rahman Asmardika)