JAKARTA - Ada sejumlah peristiwa istimewa saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah.
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Ia menjadi penutup dari nabi-nabi sebelumnya. Karena itu, kelahirannya menjadi hal dinantikan.
Ada sejumlah peristiwa saat hari kelahiran Nabi Muhammad. Berikut penjelasannya, sebagaimana merangkum laman NU, Kamis (4/9/2025):
Pasukan Raja Abrahah yang hendak menyerang Ka‘bah hancur. Mereka dipukul mundur dan bahkan hancur akibat serangan kawanan burung Ababil. Peristiwa ini berlangsung pada 571 M, tepat pada tahun kelahiran Nabi SAW.
Sebagaimana yang diungkap Makhzum bin Hani Al-Makhzumi, pada malam kelahiran Nabi Muhammad saw, istana Kisra berguncang hingga 14 ruangannya runtuh dan api abadi di Negeri Persia yang selalu disembah kaum Majusi padam seketika. Padahal sudah seribuan tahun menyala tanpa pernah padam.
Seiring kejadian itu, air danau Sawah surut, lembah Samawah kebanjiran, sejumlah mata air mengering, sehingga membuat Kisra dan rakyatnya bingung dan kelimpungan.
Dikabarkan pula, seorang kepercayan Kisra bernama al-Mubidzan bermimpi melihat unta-unta bermuatan berat menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta tersebut berjalan mengarungi sungai Tigris dan sungai Eufrat lalu menyebar ke sejumlah negerinya.
Diceritakan Abu Zahrah dalam kitab Khatamun Nabiyyin, menurut penafsiran, sebuah peristiwa besar di penjuru Arab akan terjadi. Peristiwa dimaksud tak lain adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW, kaum jin tak lagi bisa mengintip berita langit. Hal itu diakui kaum jin, sebagaimana disebutkan dalam Alquran Surat Al-Jin ayat 8-9 berikut ini.
“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa saja yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS Al-Jin: 8-9).
Padahal, mereka sebelumnya dapat dengan mudah memperoleh kabar dan perintah langit untuk kembali disebarkan kepada juru ramal dan tukang sihir.
Namun, begitu Nabi Muhammad SAW lahir, Allah SWT meminta langit dihalangi dari setan dan dipenuhi penjagaan malaikat, panah-panah api sehingga mereka tak lagi bisa mendengarnya.
Dikutip dari Samia Menisi dalam buku Jin-jin Muslim Sahabat Nabi, tatkala tak bisa mengakses informasi langit, kaum jin berkumpul dan melaporkan kejadian itu kepada Iblis. Mendengar laporan itu, Iblis mengintruksikan agar kaumnya menyebar ke seluruh bumi, dari barat sampai timur, seraya memastikan apa yang sesungguhnya terjadi.
Dari hasil pengamatan, ditemukan di Kota Makkah ada seorang bayi yang tengah dikerumuni malaikat. Bayi itu mengeluarkan sinar dan memancar ke langit. Para malaikat pun sibuk menyampaikan salam kepada panutan alam yang baru saja dilahirkan.
Sejumlah keajaiban dialami Halimah As-Sa‘diyah, ibu persusuan Nabi Muhammad SAW. Diceritakan dalam Sirah Ibnu Hisyam, kala itu serombongan wanita dari bani Sa‘id datang guna mencari bayi yang akan disusuinya demi mendapatkan upah dan bayarannya. Itu termasuk Halimah yang diantar oleh suami beserta bayi mungilnya.
Namun, dua hari berada di Makkah, Halimah belum juga mendapatkan bayi. Di antara bayi yang ada, tinggal bayi bernama Muhammad bin ‘Abdullah yang belum mendapat ibu susuan. Bayi ini tidak dipilih karena kondisinya yang yatim, harapan mereka mendapat upah dari bekerja menyusuinya tak akan terpenuhi. Namun, karena tak mau pulang dengan tangan kosong, akhirnya Halimah sepakat dengan sang suami untuk mengambil bayi yatim bernama Muhammad itu.
Tak diduga, begitu sang bayi diterima, dan dibuka kain bungkusnya, Halimah melihatnya penuh takjub. Wajah sang bayi yang bercahaya membuat dirinya begitu kagum karena baru itu ia mendapatkan bayi yang luar biasa.
Tak sampai di situ, begitu si bayi disusui, air susu dari Halimah mengalir deras. Bahkan, unta yang ditumpangi mereka yang semula kurus seketika menjadi gemuk dan kuat menempuh perjalanan. Sejak itu, keberkahan pun berlimpah, tidak hanya kepada keluarga Halimah, tetapi juga kepada kabilahnya.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)