"Saya katakan kepada jamaah, saya telah menemukan jawaban soal vaksin. Saya sampaikan ke warga desa bahwa menurut para ulama besar bahan vaksin tak berbahaya. Saya katakan juga bahwa orang tua berkewajiban mencegah anak-anak menjadi cacat," terang Hameedi.
Di depan para jamaah, Hameedi memberi sendiri vaksin tetes polio kepada anak-anaknya. Sikap dan ceramah Hameedi akhirnya membuahkan hasil meyakinkan warga bahwa vaksinasi tak usah ditolak. Mereka berjanji akan membolehkan anak-anaknya untuk divaksinasi.
Hameedi mengaku, tak mudah mengubah pandangan orang. Ia bahkan pernah menerima telepon berkali-kali dari seorang pendukung Taliban yang mengancam akan membunuhnya jika ia menganjurkan warga desa menerima vaksinasi.
Ancaman pembunuhan itu sempat membuatnya khawatir. Namun ia memilih untuk tak menyerah terhadap ancaman tersebut. Baginya lebih penting mencegah anak-anak menjadi cacat di masa depan dengan mendukung vaksinasi polio.
"Tapi akhirnya saya mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya tak perlu takut mati karena suatu saat nanti saya pasti juga akan mati," kata Hameedi.
(Muhammad Saifullah )