JANNATUL Mu'alla atau biasa disebut Komplek Pemakaman Ma'la, telah ada sejak sejak dulu bahkan sebelum zaman jahiliyah, diperkirakan usuanya sudah 1.700 tahun. Pemakaman tersebut adalah makam kuno yang terletak di Kota Makkah . Biasanya Jemaah haji Indonesia menyebutnya Maqom Ma’la.
Jika dilihat secara geografis, komplek makam ini berhadapan langsung dengan Jabal Assayyidah, atau Bukit Siti Khadijah, di daerah al Hujun, Makkah . Jaraknya sekitar 1,1 km arah utara dari Masjidil Haram. Dibutuhkan kira-kira 25 menit bagi peziarah yang ingin berjalan kaki dari Masjidil Haram.
"Ma'la adalah pemakaman tertua. Di sana dimakamkan keluarga dan leluhur Nabi Muhammad Saw, dari Bani Hasyim. Istri Nabi, nyai Siti Khadijah Al-Kubra dan para sahabat nabi yang wafat di Makkah, dimakamkan di Ma'la. Para ulama dan raja-raja Arab tempo dulu juga di sana. Di antaranya Syekh Nawawi al-Bantani," ujar Ustadz Abdul Malik pada Okezone, Jumat (9/8/2019).
Dia pun menjelaskan, Bani Hasyim adalah sebutan untuk keluarga Quraisy dari keturunan Hasyim bin Abdul Manaf, kakek buyut Nabi Muhammad Saw. Di area pemakaman itu pun, kata Malik, juga dimakamkan kakek Nabi, Abdul Muthalib, paman Nabi, Abu Thalib dan para keturunan Bani Hasyim.
Selain itu, kedua putranya: Al-Qasim dan At-Thayib. Di Ma’la juga dimakamkan Sumayyah bin al-Khabbath (wanita pertama yang mati syahid), Abdullah bin Yasir (saudara ‘Ammar bin Yasir), serta puteri dan putera sahabat Abubakar Siddiq ra, yaitu Asma’ binti Abubakar Siddiq ra dan Abdurahman bin Abubakar Siddiq, serta putera sahabat Umar bin Khattab yaitu Abdullah bin Umar bin Khattab.
Selain itu para ulama Nusantara pun banyak yang dimakamkan di Al Ma'la. Di antaranya, Syaikh Ahmad Khatib Sambas (wafat tahun 1875), Syaikh Nawawi Banten (1897), Syaikh Junaid Betawi (akhir abad 19 M), dan Syaikh Abdul Haq Banten (1903).
"Selanjutnya, Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (1916), Syaikh Abdul Hamid Kudus (1916), Syaikh Mahfuzh Tremas (1920), Syaikh Mukhtar Bogor (1930), Syaikh Umar Sumbawa (1930-an), dan Syaikh Abdul Qadir Mandailing (1956)," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, salah satu ulama Nusantara Syaikhina KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) di makamkan di Jannatul Ma'la Makkah, Komplek 70 Nomor 151, Urutan Ke-41. Wafat ketika sedang menjalannkan ibadah haji. Demikian sebagaimana keterangan KH Damanhuri, Rais Syuriah PCNU Bantul, Selasa, (6/8/2019).
Suatu kehormatan yang besar, ketika ulama Indonesia, yaitu Mbah Moen, disandingkan bersama para wali Allah di Al Ma'la, Makkah. Bahwasannya pemakaman ini merupakan tempat wafatnya orang-orang saleh. "Ya insya Allah begitu (ahli surga)," katanya