“Mengapa engkau menangis istriku? Apakah engkau menangis karena aku mensedekahkan makanan itu?”, tanya suami baru tersebut heran.
“Tidak, suamiku. Apakah engkau tau siapa pengemis tadi? Dia adalah suamiku yang dulu,” juawab sang istri seraya mengusap air matanya.
Setelah menghela nafas, sang suami bari itu menjawab, “Apakah engkau tau siapa aku? Aku adalah pengemis yang dulu pernah diusir suamimu.”
Dari kisah dalam kitab Anis Al-Mu’minin hlm. 108 yang dikutip kembali dalam kitab Fawaid Al-Mukhtarah hlm. 176 tersebut ada pelajaran berharga bagi kita semua. Janganlah kita pelit dan enggan berbagai terhadap sesama makhluk Allah baik manusia maupun binatang.
Kita tak pernah tahu masa depan kita akan menjadi apa. Allah mampu menjungkirbalikkan takdir seseorang dengan sekejap mata. Orang yang miskin bisa jadi kaya, begitu pula yang kaya bisa jatuh miskin.
(Dyah Ratna Meta Novia)