Keluarga JJ hijrah dari Somalia ke Inggris untuk memulai hidup baru setelah perang sipil pecah di negara mereka.
"Saya pertama tiba di London, usia saya 10 tahun. Sebagai penggemar sepakbola, mengetahui bahwa rumah Anda di Inggris, berlokasi di Wembley, itu seperti mimpi jadi kenyataan," kata JJ.
"Orangtua saya tidak setuju saya bermain sepakbola. Karena saya anak perempuan, saya tidak boleh berlari-larian. Setiap pulang ke rumah, saya sembunyikan sepatu sepakbola dan cepat-cepat berganti mengenakan baju biasa," tambahnya.
Namun JJ ternyata tidak sangguh hidup dengan penuh kebohongan. Akhirnya ia membulatkan tekat untuk memberitahu orangtuanya ia ingin mejadi wasit sepakbola.
"Saya tidak bisa terus berbohong. Saya bilang saya ingin jadi wasit. Saya ingin serius di sepakbola. Mereka bilang; 'Kamu keras kepala JJ. Lakukan saja'.
"Cita-cita saya adalah menjadi wasit Liga Super Wanita FA. Jika saya mendapat kesempatan, kami ingin sepakbola perempuan Inggris jadi yang terbaik di dunia. Kami ingin mewujudkan itu. Saya bersumpah. Kami baru mulai, dan itu menginspirasi orang lain," pungkas JJ.
(Abu Sahma Pane)