Dalam masa pemboikotan, kaum muslimin dikucilkan secara sosial dan ekonomi. Khadijah turut merasakan penderitaan akibat kesewenang-wenangan para penyembah berhala itu. Meski demikian, ia tetap sabar dan setia mendampingi Nabi Muhammad.
Tiga tahun sebelum kaum muslimin hijrah ke Madinah, Khadijah meninggal dunia. Sepeninggal istrinya, Nabi Muhammad tetap setia mengenangnya. lalu ia bersabda;
"Pada saat semua orang mengusir dan menjauhiku, dia beriman kepadaku. Saat semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuran ku. Pada saat semua orang menyisihkan ku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku,"
Dari sini bisa dipetik pelajaran bahwa Khadijah binti Khuwailid adalah istri yang setia, sabar, dan salehah. Dia juga banyak berperan dalam perkembangan dan kemajuan dakwah Islam.
"Memiliki istri salehah adalah dambaan setiap suami. Istri salehah memiliki akhlak mulia. Ia pandai menjaga diri, sabar dalam setiap kesulitan, dan menjadi penyejuk bagi suami kala menghadapi berbagai masalah," kenang Rasulullah SAW.
(Abu Sahma Pane)