BERGEMBIRA atas kehadiran Rasulullah seperti yang ditunjukkan pada Zaman Nabi merupakan perintah langsung dari Allah SWT. Umat Muslim yang hidup pada akhir zaman ini juga butuh wadah untuk megekspresikan kebahagiaan atas kelahiran Rasulullah. Oleh karena itu para guru dan ulama memberikan wadah kepada umat Islam berupa acara Maulid Nabi.
Di dalam acara Maulid Nabi, umat Islam sering mendendangkan qashidah dan puji-pujian kepada Rasulullah dengan disertai pukulan rebana yang serasi, sehingga membuat rindu di hati semakin bergejolak, bahkan banyak di antara jamaah akhirnya meneteskan air mata.
Sungguh ini suatu acara yang sangat indah dan hanya orang-orang yang bersedia memasukinya yang akan merasakan dahsyat-nya aura Maulid Nabi ini. Sungguh sangat rugi orang-orang yang selama hidupnya tidak pernah merasakan kedahsyatan sensasi acara Maulid.
Allah SWT berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.(QS. Yunus:58)
Menurut sahabat Ibnu Abbas Ra, pakar tafsir kenamaan dari kalangan sahabat, maksud dari rahmat Allah SWT dalam ayat di atas ialah sosok Rasulullah SAW. Jadi, perintah bergembira di atas adalah perintah bergembira akan kelahiran sosok Rasulullah SAW yang menjadi rahmat bagi semesta alam, termasuk kita umat manusia.
Kegembiraan atas lahirnya Rasulullah SAW sudah mentradisi di kalangan para sahabat, dan sekarang ini di Indonesia kebahagiaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Maulid Nabi.