Kekecewaan keluarganya benar-benar berdampak besar terhadap euforia yang ia rasakan setelah menghancurkan Masjid Babri yang agung.
“Dalam perjalanan saya bertemu dengan Maulana Kaleem Siddiqui. Saya kemudian bertukar pikiran dengannya. Sikapnya sebagai muslim dan pemahamannya terhadap Islam yang baik membuat saya akhirnya memutuskan untuk ikut memeluk Islam tepat 1 Juni 1993,” ujar Mohammed Amir.