Penelitian-penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa setiap laut memiliki kadar garam yang sama setiap saat, tidak berkurang dan tidak bertambah tinggi, meskipun ia bertemu dengan laut yang lain. Selain itu, setiap laut juga memiliki tingkat kepadatan massa air tertentu yang tetap, tidak berkurang dan tidak bertambah, juga tingkat suhu yang tetap, dan warna yang tidak pernah berubah.
Para ahli kelautan telah menemukan bahwa partikel-partikel air yang ada di Laut Merah apabila bergerak mencapai garis khayal di Bab el-Mandab, ia akan kembali lagi ke Laut Merah.
Begitu juga dengan partikel-partikel air Samudra Hindia, ia akan turun ke bawah dan kembali lagi ke arah Samudra Hindia bila sudah mencapai garis batas di antara dua laut itu (barzakh).
Jadi, Samudra Hindia tidak akan melampaui Laut Merah, dan air Laut Merah tidak akan bercampur dengar air Samudra Hindia. Sebab, "Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (Ar-Rahman: 19-20), dan masing-masing memiliki kepadatan massa air, suhu, dan kadar garam yang tidak bertambah dan tidak berkurang. Hal yang sama terjadi antara Laut Mediterania dan Laut Hitam, serta antara Laut Mediterania dan Samudra Atlantik.
Penemuan-penemuan ilmiah modern telah membuktikan adanya fenomena "tegangan permukaan". Ringkasnya, air tawar dan air asin, karena perbedaan kepadatan massa di antara keduanya, tidak akan pernah bercampur satu sama lain. Yang terjadi sesungguhnya adalah partikel tiap-tiap air menarik diri dari yang lain sehingga menimbulkan semacam ketegangan di permukaan keduanya.