Singkat cerita, berkat ketekunan dan kesabaran Dzulkifli, ia pun ditunjuk menggantikan sang raja. Kebiasaannya sejak muda terus ia lakukan sampai ia menjadi raja: malam mendirikan solat, siang melakukan puasa. Tak hanya jadi raja, Nabi Dzulkifli pun diangkat menjadi ketua hakim di negara tersebut.
Saking sibuknya, tidur Nabi Dzulkifli sebentar. Ia hanya istirahat beberapa waktu, sekadar memejamkan mata. Mengetahui hal ini, setan pun mengganggunya. Ya, setan ini berpura-pura menjadi orangtua yang tak punya sanak saudara dan tempat tinggal. Setan coba menggoyahkan kesabaran Nabi Dzulkifli.
"Ada apakah saudara datang kemari?" tanya Dzulkifli pada setan yang sedang menyamar. Setan datang di waktu malam. Setan pun menjawab, "Hamba musafir, barang-barang kepunyaan hamba dirampok orang di jalan," kata setan.
Mengetahui hal itu, Nabi Dzulkifli pun meminta agar orangtua yang aslinya setan ini datang ke kerajaan esok pagi atau petang hari. "Datanglah engkau esok pagi atau petang hari," ungkap Nabi Dzulkifli iba.
Esok harinya, orangtua tersebut tak datang mengunjungi kerajaan. Pun saat petang tiba, orangtua tersebut tak kunjung hadir di kerajaan. Nabi Dzulkifli padahal sudah meluangkan waktu untuk bisa membantu orangtua tersebut yang ternyata setan. Meski begitu, Nabi Dzulkifli tak pernah merasa kesal dan ia tetap sabar dan tak pernah marah pada tamunya yang datang ke kerajaan.