Mengelola Ruang Publik dalam Suasana Ramadhan

, Jurnalis
Minggu 17 Mei 2020 09:02 WIB
Share :

Untuk itu, momentum Ramadhan yang dijalani saat ini, hendaknya digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan diri sendiri sehingga menjadi pribadi yang bertaqwa. Ketaqwaan hadir di ruang virtual dalam bentuk kehati-hatian, ketaatan akan norma dan etika dalam berkomunikasi. Terlebih lagi di masa sulit seperti sekarang ini kesalahan kecil yang dilakukan akan berakibat patal baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Rustam Hakim (1987) mengingatkan bahwa ruang publik adalah ruang yang berfungsi untuk tempat menampung aktivitas masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.

Ruang publik ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi. Interaksi yang terjadi di ruang publik ini bersifat egaliter, melampaui skat-skat dan status sosial. Individu biasanya mendapatkan eksistensinya di raung publik ini.

F Budi Hardiman (2005) menggambarkan bahwa ruang publik atau yang dalam bahasa Jermannya offentlichkeit ini berarti keadaan yang dapat diakses semua orang dan mengacu pada ciri terbuka dan inklusif ruang ini. Ruang publik merupakan ruang diskursus masyarakat, yang mana warga negara dapat menyatakan opini-opini, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan mereka secara diskursif.

Di era revolusi industri 4.0, kita dihadapkan pada ruang publik baru. Ruang publik yang tersaji di dunia maya. Media sosial merupakan transformasi ruang publik yang hadir di genggaman. Keberadaannya bahkan pada aspek tertentu bisa menggantikan ruang publik yang sesungguhnya. Meskipun demikian, keberadaan ruang publik masih sangat diperlukan sebagai wadah interaksi sosial antar individu.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, dimana ruang aktualisasi dan ruang gerak masyarakat dibatasi, maka alternatifnya adalah berinteraksi pada ruang publik virtual ini. Namun lagi-lagi, mari kita bijak, mari kita merefleksikan ketakwaan dalam ruang publik dengan sikap hati-hati, santun dan tak menjadi aktor aktif penyebar hoaks. Wallaahu’alam

Oleh: M. Lukmanul Hakim

(Ketua PP Pemuda Muhammadiyah dan Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Bandung)

(Muhammad Saifullah )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya