Agus mengatakan, peristiwa semacam ini dikenal dengan nama Istiwa A'dham atau Rashdul Qiblah, yaitu waktu matahari di atas Ka’bah, serta terdapat bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
"Momentum ini dapat digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblatnya. Caranya adalah dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat Rashdul Qiblah," terangnya.
(Baca Juga : Subhanallah! Inilah Orang yang Diizinkan Duduk di Dekat Kakbah yang Sepi)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat, yaitu:
1. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan Lot/Bandul.
2. Permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata.
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom.
(Muhammad Saifullah )