Saat itu, cerita Hamdan, setelah ketujuh muazin mengumandangkan azan bersama-sama terdengar suara dentuman keras yang membuat kubah masjid hilang, oleh karena itu Masjid Agung Sang Ciptarasa tidak memiliki kubah.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini dibangun sekira 1480 Masehi dengan luas masjid sekira 8.000 meter yang bisa menampung 1.000 jamaah.
Baca juga: Intip Pesona Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Palembang
"Nama Sang Ciptarasa sendiri diartikan masjid yang diciptakan dan dirasakan oleh umatnya. Tidak heran banyak orang yang meminta berkah di masjid ini. Konon sumur tua yang ada di masjid ini dulunya bekas wudhu para wali dan sumurnya tidak pernah kering meskipun dilanda kemarau," ungkapnya.
Hamdan menambahkan, selama ini Masjid Agung Sang Ciptarasa baru tiga kali direnovasi. Kemudian ada satu keunikan lagi pada masjid ini yakni dengan adanya beduk yang hanya dipukul setiap bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran.
"Setiap Ramadhan pada pukul 23.00–00.00 WIB beduk ini dipukul. Ini juga merupakan salah satu tradisi yang dulunya bertujuan membangunkan masyarakat sahur," ucapnya.
Baca juga: Tertua di Palembang, Masjid Muara Ogan Masih Kokoh dan Megah Berdiri
(Hantoro)