PEMERINTAH Turki resmi mengubah status Hagia Sophia di Kota Istanbul dari museum ke masjid meski ditentang oleh Yunani dan pihak Gereja Ortodoks Timur. Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menandatangani dekrit sebagai landasan hukum pengubahan status bangunan yang dulunya Katedral itu.
Bagi Gereja Ortodoks Timur dan pemerintah Yunani, Hagia Sophia yang kini jadi situs budaya dunia masih dianggap sebagai rumah bagi jutaan pengikut Ortodoks. Ini tak terlepas dari sejarah di mana bangunan yang dibangun pada abad 6 Masehi itu dulu adalah Katedral.
Kenapa Hagia Sophia penting?
Karena bangunan bersejarah sudah berusia 1.500 tahun, Hagia Sophia memiliki makna keagamaan, spiritual, dan politik yang signifikan bagi kelompok-kelompok di dalam dan di luar Turki.
Baca juga: Erdogan Tanda Tangani Dekrit Perubahan Hagia Sophia Jadi Masjid
Melansir dari BBC News Indonesia, Sabtu (11/7/2020), kelompok-kelompok Islam dan umat Islam yang taat menuntut agar bangunan itu dikembalikan menjadi masjid, dan mereka telah memprotes isi Undang-Undang 1934 yang melarang praktik keagamaan di situs tersebut.
Presiden Erdogan telah menggaungkan tuntutan tersebut. Dalam pidato kampanye menjelang pemilihan lokal tahun lalu, dia mengatakan "kesalahan sangat besar" mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Semenjak saat itulah, Erdogan dilaporkan meminta para pejabat terkait untuk mengetahui bagaimana mengubah fungsi bangunan bersejarah itu.
Kepala Gereja Ortodoks Timur, yang dikenal sebagai Ecumenical Patriarch of Constantinople, yang masih berbasis di Istanbul, Patriark Bartholomew I, Selasa (30/6) memperingatkan bahwa perubahan bangunan itu akan "mengecewakan jutaan orang Kristen" dan memecah belah dunia.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, memperingatkan setiap perubahan dalam status Hagia Sophia akan mengurangi kemampuannya "melayani umat manusia sebagai jembatan yang sangat dibutuhkan antara mereka yang berbeda keyakinan dan budaya".
Pekan lalu, Duta Besar AS untuk Large for International Religious Freedom, Sam Brownback, telah meminta Turki agar membiarkan gedung itu berfungsi seperti semula.
Baca juga: Diubah Jadi Masjid, Begini Sejarah Hagia Sophia
Tetapi Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, berkeras bahwa Athena tidak memiliki suara dalam keputusan tersebut, karena gedung itu berada di wilayah Turki.
"Apa yang kami lakukan di negara kami, dan dengan properti milik kami, itu tergantung pada kami," katanya kepada stasiun televisi Turki 24 TV.
(Salman Mardira)