BIRO perjalanan haji dan umrah paling merasakan dampak pelaksanaan ibadah haji terbatas yang digelar tahun ini. Pihak berwenang di Arab Saudi sebelumnya mengumumkan bahwa hanya beberapa ribu peziarah yang tinggal di Kerajaan akan diizinkan melakukan haji tahun ini. Sebanyak 60 persen operator tur haji dan umrah Indonesia bahkan terancam tutup.
"Mayoritas operator tur haji dan umrah telah menempatkan karyawan mereka pada cuti tanpa adanya kegiatan perjalanan," ujar Sekretaris Asosiasi Operator Haji dan Umrah Swasta Indonesia, Muharom Ahmad, dikutip dari laman Arab News.
"Sisanya yang 40 persen telah berhasil bertahan karena mereka memiliki cabang bisnis lain yang dapat terus berkembang selama pandemi, seperti makanan dan minuman, atau pendidikan," tambahnya.
Asosiasi ini merupakan forum untuk lima asosiasi operator tur haji dan umrah, yang bersama-sama mewakili lebih dari 1.300 bisnis di negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Semuanya diakreditasi oleh Departemen Agama negara.
Baca juga: Yuk Takbir Idul Adha, Begini Lafadz dan Artinya
Pemerintah Indonesia mengumumkan pembatalan ziarah pada 2 Juni 2020 lalu. Ahmad memperkirakan bahwa penangguhan perjalanan haji dan umrah selama setahun dapat membebani operator tur sekitar Rp32 triliun atau USD2,2 miliar.
"Pendapatan itu akan mengalir ke vendor dan mitra kami, seperti maskapai penerbangan, hotel, katering, dan pemasok pakaian dan fasilitas perjalanan peziarah," ujar dia.
Sejak Maret, ia menambahkan, sebagian besar operator tur tidak dapat menjalankan bisnis mereka, kecuali memproses pengembalian uang.
"Bahkan mereka yang melakukan diversifikasi bisnis mereka untuk memasukkan makanan dan minuman menghadapi persaingan yang tajam di pasar yang sudah jenuh, karena itu tampaknya menjadi bisnis yang semua orang beralih ke saat ini," papar Ahmad.