Lalu, pengembala ini menangis terisak-isak sampai tidak bisa menjawab Umar. Setelah dia tenang, pengembala itu pun menjawab: “Andai saja pemilik pengembala ini tidak tahu bagaimana Tuhannya (Allah) pemilik gembala itu,” Umar pun ikut menangis. Seorang di padang pasir, pengembala kambing yang miskin karena akhirat bisa terkontrol tidak mau menjual barang yang bukan miliknya. Keesokan harinya beliau pun mengirim uang untuk membebaskan budak itu.
Bagaimana akhirat ini bisa mendorong orang untuk menjadi lebih berprestasi. Kalau orang targetnya dunia maka tidak akan ada sosialnya, selalu berpikiran tentang apa yang akan didapatkan dari seseorang.
“Setiap orang minta pertolongan, yang paling pertama saya dapat apa, tujuannya apa, manfaatnya apa, bukan itu. Orang berpikiran akhirat target utamanya adalah ini kesempatan orang meminta tolong maka saya akan dapat pahala dari dia. Maka berbeda, orang yang menargetkan akhirat akan beda targetnya,” tuturnya pendakwah kelahiran Makassar ini.
(Rizka Diputra)