Bulan Ramadhan dan 300 Juta Mawar Merah di Kota Taif Arab Saudi

Agregasi VOA, Jurnalis
Kamis 22 April 2021 13:53 WIB
Musim panen Mawar di Kota Taif, Arab Saudi (Foto: AFP)
Share :

JAKARTA - Bagaimana ya rasanya saat berpuasa Ramadhan namun di sekeliling tumbuh bunga mawar bermekaran. Tentu hal ini menjadi kebahagian tersendiri.

Bunga mawar terutama bagi kaum Hawa adalah simbol cinta dan kekaguman. Bila diartikan secara bebas mungkin saja berpuasa di tengah kebun mawar yang tumbuh bermekaran mengartikan rasa syukur kepada Allah Ta'ala dengan segala nikmatnya.

Nah bunga mawar tumbuh saat Bulan Ramadhan bisa dirasakan di Taif, kota di bagian barat Arab Saudi. Kota ini terkenal sejak lama dengan mawarnya yang istimewa. Musim panen kali ini kebetulan berlangsung pada bulan Ramadhan.

Baca Juga: Sholat di Masjid Agung Al Hidayah Malang Serasa di Hagia Sophia di Turki

Bunga-bunga mawar yang bermekaran di Taif, kota di bagian barat Arab Saudi, mengubah pemandangan di sana. Daerah-daerah kantong berlanskap gurun yang luas di kerajaan itu seperti menjadi daerah bersemu rona merah muda cerah dan harum.

Bulan April ini, para petani mawar di Taif mulai memanen kuntum-kuntum bunga tersebut. Setiap tahun, sekitar 300 juta mawar mekar di sana.

Khalaf al-Tuweiri, pemilik perkebunan mawar dan pabrik penghasil air mawar dan minyak esensial Bin Salman di Taif, mengatakan, "Di kedua perkebunan saya, saya memiliki sekitar 17 ribu perdu mawar. Produksi setiap perkebunan berbeda-beda setiap tahun. Tetapi rata-rata, satu musim seperti tahun lalu menghasilkan sekitar 4 juta kuntum mawar.”

Para pekerja di pertanian Bin Salman merawat tanaman perdu mawar dan memetik puluhan ribu kuntum bunga setiap hari untuk menghasilkan air dan minyak mawar, yang juga merupakan komponen berharga dalam industri kosmetik dan kuliner. Bunga-bunga itu juga dipanen untuk membuat minyak esensial, yang digunakan untuk membersihkan selubung bagian luar Kabah di Masjidil Haram.

Al-Tuweiri mengemukakan, “Sejak kehadiran pabrik ini di Taif, satu komite dari Masjidil Haram membawa sedikit untuk Kabah dan kemudian mulai memesan minyak wangi mawar dalam jumlah besar untuk mengharumkan selubung Kabah, untuk menyemprotkannya dan mencucinya secara teratur.”

Berkeranjang-keranjang bunga mawar yang telah dipanen kemudian dibawa ke gudang untuk ditimbang sebelum mulai diproses “Setelah mawar dipetik, bunga-bunga itu kemudian dibawa ke pabrik untuk ditimbang, ini tergantung pada jumlah yang dipetik setiap hari. Setelah itu, kami mulai menuangkan sejumlah mawar yang diperlukan untuk memenuhi panci. Jumlahnya rata-rata sekitar 18 ribu hingga 20 ribu kuntum mawar,” jelasnya. Bunga-bunga itu kemudian direbus dan disuling.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya