SETIAP tanggal 1 Juni 2021 diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Momen ini dimulai dari pidato yang disampaikan Ir Soekarno berjudul 'Lahirnya Pancasila' dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau 'Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan' pada 1 Juni 1945.
Dalam pidato tersebut, konsep dan rumusan awal Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka pertama kali dikemukakan oleh Bung Karno. Kemudian seiring berjalannya waktu, mulai 2017, tanggal 1 Juni ditetapkan menjadi hari libur nasional untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.
Baca juga: Menelusuri Sejarah Lahirnya Pancasila
Lalu terkait Pancasila sebagai dasar negara, apa saja kewajiban kaum Muslimin terhadap negara?
Para ulama mengatakan setiap Muslim wajib taat atau membela negara. Tidak boleh melawan terhadap negara atau pemimpinnya.
Harus menunjukkan sikap baik kepada pemerintah. Di antaranya menolong mereka dalam kebenaran dan menaati perintahnya. Lalu mengingatkan dengan lemah lembut, menasihati terhadap kelalaian dalam menunaikan hak kaum Muslimin. Kemudian tidak memberontak dan mengajak taat kepada pemerintah yang ada.
Sebagaimana dikutip dari laman Rumaysho, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam juga memerintahkan:
عَلىَ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أَمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ
Artinya: “Wajib bagi seorang Muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) dalam perkara yang ia senangi dan ia benci kecuali apabila diperintah kemaksiatan. Apabila diperintah kemaksiatan maka tidak perlu mendengar dan taat." (HR Bukhari Nomor 7144 dan Muslim Nomor 1839)
Baca juga: Tokoh-Tokoh Pemberi Sumbangsih Lahirnya Pancasila
Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ « لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
Artinya: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." Kemudian ada yang berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda, "Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya dan janganlah melepas ketaatan kepadanya." (HR Muslim Nomor 1855)