PEREMPUAN asal Selandia Baru bernama Ayesha ini memutuskan menjadi mualaf pada tahun 1999. Sebelum masuk Islam, perjalanan spiritualnya cukup panjang, bahkan dirinya merupakan seorang anak dari biarawati yang sangat taat terhadap kepercayaannya.
Suatu hari Ayesha merasakan hal yang membuatnya menjadi resah. Pertanyaan tentang kehidupan dan agama makin mencuat dalam benaknya. Setelah pulang berpesta dengan teman-temannya, bahkan sampai mabuk, Ayesha mulai merasakan adanya kekosongan pada dirinya.
Baca juga: Cobaan Berat Mualaf Cantik Diusir Orangtua, Pergi Hanya dengan Pakaian yang Melekat di Tubuh
Perjalanan spiritualnya dimulai saat bertemu dengan temannya di pesta dansa. Setelah itu, Ayesha dan temannya tersebut minum kopi bersama, dan ternyata temannya itu adalah seorang Muslim. Lalu keduanya berbincang tentang agama.
Setelah berdiskusi cukup panjang dengan teman Muslim-nya itu, Ayesha langsung pergi ke perpustakaan untuk mencari tahu tentang Islam. Selama mempelajari Islam, banyak hal yang ia rasakan, termasuk jawaban-jawaban seputar kehidupan.
"Islam itu selalu punya jawaban," ujarnya, seperti dilansir kanal YouTube Ayatuna Ambassador, Jumat (22/10/2021).
Baca juga: Mualaf Cantik Ini Temukan Kebenaran di Dalam Alquran: Isinya Tidak Pernah Berubah
Selama berbulan-bulan Ayesha mencari tahu tentang Islam, akhirnya ia memutuskan menjadi mualaf. Dirinya juga dibimbing membaca dua kalimat syahadat.
"Itu adalah sekeping kedamaian yang diberikan kepada saya, yang membuat saya amat beruntung mendapatkan hidayah. Saya merasa mendapatkan sesuatu yang berharga," tuturnya.
Ibunya mengetahui bahwa anaknya masuk Islam. Padahal sebelumnya Ayesha termasuk dikenal sebagai anak yang taat pada kepercayaan dulu yang ditanamkan sejak kecil.
Ayesha mengatakan butuh sedikitnya 15 tahun agar ibunya berbicara lagi kepadanya. Ibunya sangat kecewa karena putrinya itu memutuskan menjadi seorang Muslimah.
Baca juga: Viral Para Perempuan Cantik Rusia Ucap Syahadat, Langsung Mantap Berhijab
Namun perlahan akhirnya ibunya mau menerima Ayesha lagi. Selama 15 tahun, dia selalu memperlakukan ibunya dan orang-orang di sekitarnya dengan baik untuk menunjukkan bahwa Islam bukan agama buruk.
Ibunya juga selalu memberikan pilihan, lebih menyayangi orangtuanya yang non-Muslim atau tetap memilih Islam tapi dijauhi keluarga.
Baca juga: Pertama Kali Diri Dekat Kakbah, Ini Reaksi Tak Terduga Para Bule Mualaf
Ayesha pun menjelaskan kepada ibunya bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam selalu mengajarkan tetap berbakti kepada orangtua, khususnya ibu. Dalam sebuah riwayat dijelaskan sebutan ibu sebanyak tiga kali, sementara sosok ayah hanya disebut satu kali.
"Islam itu tuntutan hidup, tuntunan iman, mengatur semua aspek (kehidupan) Anda," terangnya.
(Hantoro)