Yusha diminta agar tidak perlu mempelajari segala hal. Ia diminta cukup percaya saja pada apa yang diajarkan. Sejumlah pendeta memintanya tidak membaca Perjanjian Lama. Alasannya, Alkitab tersebut sudah tidak lagi terpakai, memintanya untuk membaca Perjanjian Baru.
Yusha lalu mencari tahu mengenai Yesus. Ia menemukan ayat yang menyebutkan bahwa Yesus memerintahkan hal yang sama: menyembah satu Tuhan. Rasa penasarannya makin menggebu. Ia pun mulai mempertanyakan tentang penyaliban Yesus. Dalam ajaran yang ia terima, Yesus dipaku pada bagian tangannya.
Baca juga: Kisah Stephanie Jadi Mualaf Usai Jatuh Cinta Lihat Hijab: Islam Menuntun Jadi Lebih Baik
Dalam hatinya muncul kegamangan, di mana ia berpendapat, hal tersebut sangatlah aneh. Seseorang yang telapak tangannya disalib tidak akan bertahan lama di atas tiang. Namun tak mendapatkan jawaban, ia justru dilarang melakukan khutbah Kristen di gerejanya lagi.
Sejak hari itu Yusha melepas Kristen sebagai agama yang diyakininya. Ia memutuskan meninggalkan agamanya dan memilih mencari agama lain, mempelajari Buddha dan beberapa agama lain, termasuk Islam.
Baca juga: Kisah Mualaf Tere, Berawal Mimpi Ditanya Siapa Tuhanmu dan Nabimu?
Yusha juga sempat membaca sebuah buku tentang Islam, tetapi hal itu tidak membuatnya senang. Ia akhirnya tidak mengikuti satu agama pun.
"Tuhan, jika Engkau tidak memberi saya petunjuk, maka saya akan mencari jalan sendiri," ucap Yusha memanjatkan sebuah doa saat berusia 17 tahun.