Hari Pahlawan: 5 Ulama Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Pantang Takut Mengusir Penjajah

Hantoro, Jurnalis
Kamis 10 November 2022 11:10 WIB
Ilustrasi mengenal ulama pejuang kemerdekaan Indonesia di momen Hari Pahlawan 10 November. (Foto: Dok Okezone)
Share :

DI momen Hari Pahlawan 10 November 2022 ini mari mengetahui 5 ulama pejuang kemerdekaan Indonesia yang pantang takut mengusir penjajah. Peran mereka sangat luar biasa besar. Bukan hanya mengangkat moriil berperang melawan penjajah, para ulama tersebut juga turut mengatur strategi dan terlibat langsung dalam peperangan.

Para ulama pejuang kemerdekaan Indonesia tersebut rela mengorbankan jiwa, raga, dan harta demi menegakkan bendera Indonesia. Berikut ulama-ulama pejuang kemerdekaan Indonesia itu, seperti telah Okezone himpun.

BACA JUGA:Hari Pahlawan, Ini 4 Tokoh Muslimah yang Berperan Penting Merebut Kemerdekaan Indonesia  

 

1. Kiai Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani

KH Tubagus Ahmad Chatib adalah seorang ulama, pejuang, dan perintis kemerdekaan Republik Indonesia dari Banten. Ia lahir di Pandeglang, Banten, pada tahun 1855. Pada tanggal 19 September 1945, Ir Soekarno selaku Presiden Republik Indonesia mengangkat Ahmad Chatib menjadi Residen Banten yang menangani administrasi dan pemerintahan sipil, serta menangani segala unsur militer.

Pada masanya ini, ia juga pernah menduduki jabatan penting di pemerintahan Indonesia seperti Dewan Pertimbangan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR), bahkan pernah menduduki kursi MPRS dan BPPK.

Selain aktif dalam menggerakan roda pemerintahan, dalam usahanya ia juga memajukan agama dan umat. Ahmad Chatib merupakan pencetus berdirinya Majelis Ulama, Perusahaan Alim Ulama (PAU), serta mendirikan perguruan tinggi seperti Universitas Islam Maulana Yusuf yang di kemudian hari berganti nama menjadi IAIN Sunan Gunung Jati, Banten.

BACA JUGA:Hari Pahlawan, Melihat Ponpes Bungkuk Malang Tempat Latihan Para Pejuang Kemerdekaan 

2. Kiai Syam'un

Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) KH Syam'un adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten sekaligus pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon.

Ia lahir di Beji, Bojonegara, Serang, Banten, pada 5 April 1894. Pada umur 11 Tahun, KH Syam'un berguru di Masjidil Haram tempat ahli-ahli keislaman terbaik di dunia berkumpul untuk membagi ilmu.

KH Syam'un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatannya sebagai Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang. Ia juga sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang.

Karier KH Syam'un di ketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945–1949. Pada awal kemerdekaan, KH Syam'un berhasil meredam gejolak sosial di Banten, peristiwa itu terkenal dengan peristiwa Dewan Rakyat pimpinan ce Mamat. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya