Lisa bahkan rela meninggalkan pekerjaannya karena bertentangan dengan perintah Islam. Ia harus bekerja di sebuah bar yang banyak menyediakan minum-minuman beralkohol. Selain itu juga dia menginginkan untuk menutup aurat.
Wanita cantik ini kemudian memilih membuka usaha sendiri di rumah. Awalnya ia merasa senang karena dapat tinggal dekat dengan keluarga, terutama sang ibu. Namun, hal tersebut justru memberikan tekanan batin yang kuat bagi dirinya.
Tidak hanya sang ibu, kakaknya pun mempertanyakan status kepercayaan wanita ini. Ibunya menganggap bahwa putrinya sudah didoktrin seseorang untuk tertarik tentang ajaran agama Islam.
Meskipun telah menjadi mualaf, Lisa kala itu masih belum bebas mengenakan hijab di lingkungannya. Ia bahkan bercerita mengenakan jilbab di sebuah pom bensin.
"Jadi saya itu nyembunyiin jilbab. Kalau saya kadang mau pergi itu, saya pakainya di luar atau di jalan. Jadi kalau sudah mau sampai rumah, saya lepas di jalanan juga. Jadi lihat ada motor lewat atau enggak terus lepas dan pakai jaket saya tutup helm," jelas Lisa.
Berdasarkan penjelasan seorang ustadz di Mualaf Center Aya Sofya bahwa dalam ajaran agama sebelumnya pun penggunaan hijab juga diwajibkan bagi para wanita.
Sungguh berat perjuangan Lisa sebagai seorang mualaf. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)