Kepada istrinya Aisyah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan jawaban atas pertanyaan yang pernah beliau ajukan. Jawaban tersebut disampaikan oleh dua malaikat.
"Aku kedatangan dua laki-laki, salah seorang duduk di sisi kepalaku, seorang lainnya duduk di sisi kakiku," kata Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam kepada Aisyah.
Salah seorang malaikat yang berwujud laki-laki tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tengah terkena sihir. Labid bin Al-Asham adalah pelakunya.
Malaikat tersebut mengatakan Labid menyihir dengan menggunakan sisir dan rambut Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam serta kulit mayang kurma jantan. Sihir Labid ditempatkan di bawah batu di dalam Sumur Dzarwan.
Maka keesokan harinya, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam memerintahkan Ammar bin Yasir dan beberapa sahabat untuk mendatangi Sumur Dzarwan. Mereka mendapati bahwa air di dalamnya berwarna merah kecoklatan seperti air perasaan daun pacar, sementara kepala mayangnya seperti kepala setan.
Satu riwayat menyebutkan bahwa gulungan sihir tersebut dibiarkan di dalam sumur. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tidak meminta untuk mengangkatnya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyembuhkannya. Beliau juga tidak suka menyebar keburukan kepada orang banyak. Nabi kemudian meminta agar Sumur Dzarwan ditutup.
Sementara riwayat lain menyebutkan bahwa gulungan sihir tersebut diangkat dari dalam sumur. Setelah dibakar, buhul tersebut memperlihatkan tali dengan 11 simpul yang susah untuk dibuka.
Ketika itu turun wahyu Surat Al-Falaq dan An-Nas (muawwidzatain) kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Setiap Nabi membaca dua surat itu, maka terbukalah satu simpul tali tersebut dan demikian seterusnya hingga 11 kali.