Ia menceritakan awalnya ada panitia Piala Dunia 2022 Qatar datang ke tokonya. Mereka menginginkan jubah bisht Arab dengan bahan kain yang paling ringan dan transparan.
"Saya kaget karena kita sedang musim dingin, jadi sepertinya tujuannya untuk memperlihatkan seragam Argentina dan bukan menutupinya," ujarnya.
Toko Al-Salem sendiri adalah yang terbesar dari sekira lima produsen di Qatar. Mereka mempekerjakan sekira 60 penjahit.
Dibutuhkan waktu seminggu untuk membuat satu jubah bisht. Harus melewati tujuh tahap penyelesaian dan ditangani oleh pekerja yang berbeda. Salah satunya ada yang menambahkan garis jalinan emas yang berbeda di bagian depan serta lengan.
Untuk jubah bisht Lionel Messi, benang emasnya berasal dari Jerman dan kain katun Najafi didatangkan dari Jepang.
(Hantoro)