Hubungan Nabi Sam'un dengan Lailatul Qadar
Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam selesai menceritakan kisah Nabi Sam'un Ghozi Alaihissallam yang berjuang fisabilillah selama 1.000 bulan, salah satu sahabat berkata, "Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam’un Ghozi Alaihissallam."
Atas pernyataan sahabat itu, Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam diam sejenak. Dalam diam tersebut, turunlah wahyu kepada Rasulullah berupa Surat Al Qadr:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
١
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar."
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
٢
"Tahukah kamu apakah Lailatul qadar itu?"
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
٣
"Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan."
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
٤
"Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan."
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ ٥
Dijelaskan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam yang lebih baik dari 1.000 bulan.
Beriman kepada nabi-nabi dan rasul-rasul adalah wajib bagi umat Islam, walaupun di dalam Alquran tidak semua nabi dan rasul disebutkan.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)