Salah satu keluarganya akhirnya ada yang mau memahami dan memaklumi bahwa Koh Aziz saat ini tidak bisa lagi makan dan minum yang biasa dikonsumsi dulu, seperti babi dan ciu.
Saat kumpul keluarga di hari besar, Koh Aziz diledek dan dianggap percuma, karena dianggap dengan masuk Islam tidak akan menjadi pribumi. Tapi ia menegaskan bahwa dirinya mualaf bukan karena dianggap ingin jadi pribumi.
"Saya masuk Islam karena keyakinan, hati, bukan karena ingin dianggap pribumi. Tapi tetap bangga jadi orang keturunan," ujarnya.
Meskipun mengalami segala ejekan, Koh Aziz Loe menganggapnya sebagai dakwah. Bahwa Islam tidak seburuk yang didengar selama ini, dan dirinya bisa lebih baik untuk menjadi manusia setelah jadi mualaf.
Terlebih lagi meskipun dirinya kini sudah menjadi Muslim, tidak berarti menolak ikut serta merayakan budaya leluhurnya. Syaratnya, tidak berseberangan dengan akidah Islam.
"Tetapi dari situ kita berdakwah. Bahwasannya kita datang dan hadir bukan di ranah ibadah, karena ibadah itu lakum dinukum waliyadin," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)