Di lain sisi, tepat di sebelah barat Fahri duduk, pemandangan itu membuat rasa sedih menghampiri. Reruntuhan pelabuhan akibat ledakan beberapa tahun lalu masih utuh dan belum ada perubahan.
Ditutupnya khotbah oleh mufti besar Beirut tanda berakhirnya sholat id di hari itu. Para jamaah melipat sajadah dan mulai bersalam-salaman.
Kenal atau tidak kenal pasti disalami, karena pada hakikatnya semua ini bersaudara. Senyuman tulus yang bertebaran serta ucapan doa selalu terdengar menghiasi pusat Kota Beirut kala itu.
Semua jamaah terlihat sangat senang bisa bertemu kembali dengan hari raya Idul Fitri di tengah kehidupan yang sulit.
"Seusai sholat, saya dan teman-teman mahasiswa lainnya bersiap memenuhi undangan KBRI yang berada di daerah Baabda. Suasana hangat selalu terjadi di tempat ini, semua mengucapkan sholawat dan saling bersalaman satu sama lain," beber Fahri.
Diaspora, staf KBRI, mahasiswa, dan para tentara Indonesia di Lebanon menghadiri serta mendengarkan dengan khidmat nasihat dari Bapak Duta Besar Indonesia untuk Lebanon sebelum ramah-tamah dimulai.
Nasihatnya sangat bermakna dan dilengkapi dengan canda tawa agar semua menikmati Lebaran di tanah ini penuh kegembiraan dengan keluarga baru di sini.