Syaikhul Islam mengatakan:
وليس فيه – يعني الطواف – ذكر محدود عن النبي صلى الله عليه وسلم ، لا بأمره ، ولا بقوله ، ولا بتعليمه ، بل يدعو فيه بسائر الأدعية الشرعية ، وما يذكره كثير من الناس من دعاء معين تحت الميزاب ، ونحو ذلك فلا أصل له ، وكان النبي صلى الله عليه وسلم يختم طوافه بين الركنين بقوله : ( ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار ) ، كما كان يختم سائر دعائه بذلك ، وليس في ذلك ذكر واجب باتفاق الأئمة
Tidak ada dzikir khusus dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika tawaf. Baik diperintahkan, dipraktikkan, maupun diajarkan. Beliau berdoa dalam tawaf dengan membaca doa-doa yang disyariatkan. Sementara kumpulan doa yang disebutkan banyak orang, tidak ada dasarnya.
Sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhiri doanya antara Rukun Yamani dengan Rukun Hajar Aswad dengan mengucapkan, "Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil akhirati hasanah…." Sebagaimana beliau mengakhiri doa-doa beliau dengan doa sapu jagad. Dan semua dzikir itu tidak wajib dengan sepakat ulama. (Majmu' Fatawa Syaikhul Islam, 26/122)
Maka itu, tawaf tidak diam, tidak hanya melihat pemandangan di sekitar, tapi berdoa dengan doa apa pun. Bisa berdoa dengan bahasa Arab, Indonesia, dan yang terbaik doa-doa dalam Alquran maupun doa dalam hadits. Selain itu, perbanyak membaca dzikir.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)