Al Farabi menyelesaikan pendidikannya di Farab dan Bukhara, namun kemudian pindah ke Baghdad untuk menimba ilmu yang lebih tinggi. Hal itu terjadi saat ia memperoleh gelar master di bidang bahasa dan menguasai beberapa cabang pengetahuan lainnya serta teknologi.
Dilansir laman Famous Scientist, Al Farabi memiliki kontribusi dan jasa di bidang sains, filsafat, logika, sosiologi, pengobatan, matematika, dan musik. Namun yang menjadi bidang fokusnya adalah filsafat, logika, dan sosiologi yang juga dikenal sebagai ensiklopedis.
Dikarenakan kecenderungannya terhadap pemikir Yunani Plato dan Aristoteles, Al Farabi dijuluki sebagai guru kedua filsafat oleh orang-orang di sekitarnya. Ia percaya bahwa terdapat kekuatan mahatinggi yang telah menciptakan dunia melalui latihan kecerdasan yang seimbang.
Berkat pemikiranya tentang logika, Al Farabi memiliki perhatian khusus terhadap hal yang rasional dan menganggap logika sebagai bagian dari diri manusia yang abadi.