Cobaan Usai Mualaf
Menjadi pemeluk Islam di tengah keluarga non-Muslim bukan sesuatu yang mudah. Lintang mengaku sang ibu sempat menunjukkan reaksi penolakan. Meskipun, sebenarnya ayah Lintang lebih melunak dengan membebaskan pilihan terbaik anaknya.
"Ujian paling berat ibu saya sendiri. Bapak mengizinkan asalkan itu dari diri sendiri jangan buat main-main," ungkap Lintang.
Ketika pulang ke Pati dan sudah berstatus Muslimah, Lintang merasa ibunya berbeda dari sebelumnya. Tidak ada lagi antusias, melainkan mata sembap habis menangis.
Pernah juga sang ibu berusaha ingin Lintang kembali ke agama sebelumnya. Tapi, keputusan Lintang memeluk Islam sudah bulat.
"Saya melihat ibu saya bukan seperti sebelumnya, tidak seperti ibu yang antusias anaknya pulang. saya melihat ibu saya kayak habis menangis," ucapnya.
"Awal-awal waktu saya pulang, intinya saya kalau bisa ditarik lagi. Tapi karena sudah prinsip saya, tidak enggak bisa," tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, hati sang bunda mulai luluh. Namun, cobaan tidak berhenti sampai di situ. Sanak saudara lain yang merupakan pemuka agama juga bereaksi.
Mereka memberikan nasihat hingga beradu argumen ketika mengetahui Lintang menjadi mualaf. Hebatnya, dia tetap teguh pada pendirian sendiri.
"Pakde saya itu pemuka agama, kakak laki-lakinya ibu. Seperti menasihati saya sesuai keyakinan beliau. Tapi kembali lagi karena ini sudah pilihan saya, ya tidak bisa seperti yang dulu," ucap Lintang.
"Saya sempat didatangi oleh pakde saya (yang lain), itu pemuka agama, beliau rumah ibadahnya besar. Terus seperti beradu argumen, saya tetap pada prinsip," katanya lagi.
Kini Lintang bukan sekadar sudah menjadi mualaf, tetapi juga berhijab sesuai syariat Islam. Lebih hebatnya lagi, seseorang yang dulu bahkan pernah meyakini Tuhan selain Allah, saat ini mengajar di Pondok Pesantren Ahmad Dahlan Sukoharjo. Masya Allah.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)