Jamaah Haji Wafat Capai 613 Orang, Ini Imbauan Kemenag

Maruf El Rumi, Jurnalis
Jum'at 14 Juli 2023 01:02 WIB
Jamaah haji (Foto: MPI)
Share :

MAKKAH - Daftar jamaah haji meninggal dari Indonesia kembali bertambah. Total sudah 613 jamaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi. Kementerian Agama (Kemenag) pun meminta agar jamaah haji tidak memforsir diri untuk melaksanakan ibadah sunnah.

Jumlah 613 jamaah tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2015 untuk kumulatif wafat sampai hari ke-51. Sebelumnya data tertinggi dengan perbandingan hari yang sama terjadi pada 2015 dan 2017. Dimana pada 2017 ada 561 jamaah meninggal, sedangkan 2017 total 539 wafat.

"Berdasarkan info dari Siskohat jamaah haji yang wafat memang ad peningkatan pasca Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Puncak haji tahun ini memang cukup berat, kondisi jamaah haji banyak lansia dan sudah sangat lemah," kata Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat di Jeddah, Kamis (13/7/2023).

Arsad mengatakan, peningkatan jumlah lansia dalam penyelenggaraan haji tahun ini ikut memengaruhi karena selama penyelenggaraan haji belum pernah jamaah lansia yang jumlahnya mecapai 67 ribu orang. Di periode sebelumnya ada lansia tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Di samping faktor lain seperti kondisi cuaca.

Dikatakan Arsad sekarang ini yang coba dilakukan komunikasi dengan jemah haji khususnya yang akan melaksanakan arbain ke Madinah jangan memforsir. "Hemat tenaga agar kondisi tetap sehat dan bugar sehingga saat jadwal kepulangan bisa pulang ke Tanah air dengan kondisi sehat," tambah Arsad.

Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2023 dr. M. Imran mengatakan bahwa jemaah haji yang dirawat di Makkah paling banyak menderita pneumonia atau radang paru. Imran menyampaikan kenaikan kasus pneumonia ini terjadi pasca puncak ibadah haji atau fase Armuzna.

Pneumonia adalah penyakit radang paru yang bisa menyerang siapa saja, terutama yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Oleh karenanya jemaah haji Lansia yang memiliki daya tahan tubuh rendah serta jemaah yang memiliki komorbid, rentan untuk terkena pneumonia.

“Selanjutnya kondisi ini dipicu oleh kelelahan terutama fase puncak ibadah haji di Armuzna. Oleh karenanya kasus pneumonia pasca Armuzna meningkat drastis,” kata dr. Imran.

 BACA JUGA:

Imran menerangkan bahwa kasus pneumonia atau radang paru diawali dengan gejala batuk dan pilek. Gejala khas pada kasus pneumonia adalah demam dan sesak napas. Sedikit berbeda dengan Lansia, gejala pneumonia yang timbul tidak khas sesak napas dan demam, namun gejala yang timbul batuk, pilek, dan penurunan napsu makan.

 BACA JUGA:

Jika tidak segera ditangani, jemaah haji sakit pneumonia dapat berkembang infeksinya ke arah sepsis yang jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian.

“Bidang kesehatan telah melakukan beberapa antisipasi dan upaya baik kuratif maupun promotif dan preventif. Harapannya angka kesakitan dan angka kematian karena pneumonia atau sepsis yang disebabkan karena poneumonia dapat ditekan,” ujar dr. Imran.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya